Tren Makeup Cleopatra Viral di TikTok, Siapa Sosok Ratu Mesir yang Penuh Misteri Ini?

Tren transisi bertema Cleopatra tengah menjadi viral di media sosial TikTok. Para kreator konten ramai-ramai membuat video transformasi menjadi Ratu Mesir legendaris tersebut, dengan riasan khas, busana bergaya Mesir Kuno, hingga sentuhan modern yang estetik.
Keunikan tren ini terletak pada nuansa sejarah dan kemewahan visual yang ditampilkan.
Tak sedikit warganet yang penasaran, siapakah sebenarnya Cleopatra? Apakah ia benar-benar secantik yang selama ini dikisahkan?
Siapa Cleopatra?
Cleopatra VII Thea Philopator adalah ratu terakhir dari dinasti Ptolemaik yang memerintah Mesir. Ia lahir pada tahun 69 Sebelum Masehi dari Raja Ptolemy XII Auletes dan seorang ibu yang tidak diketahui identitasnya.
Dikutip dari National Geographic, Cleopatra berasal dari keturunan Yunani, tepatnya dari dinasti Ptolemaik yang menguasai Mesir sejak 305 SM setelah keruntuhan kekaisaran Aleksander Agung.
Meski berdarah Yunani, Cleopatra dikenal sebagai satu-satunya anggota keluarganya yang mempelajari bahasa Mesir.
Ia tumbuh besar di Alexandria, kota Yunani terbesar di Mesir, dan sejak muda telah terbiasa dengan intrik politik serta gejolak kekuasaan yang menyelimuti negeri itu.
Awal Kekuasaan Cleopatra
Ketika ayahnya wafat pada 51 SM, Cleopatra yang kala itu berusia 18 tahun diharuskan memerintah bersama adik laki-lakinya, Ptolemy XIII. Bahkan keduanya menikah sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi kerajaan Mesir.
Namun, perebutan kekuasaan segera terjadi. Ptolemy XIII menolak berbagi takhta, dan perang saudara pun pecah. Cleopatra sempat melarikan diri ke Suriah, wilayah yang saat itu dikuasai oleh Romawi.
Untuk merebut kembali kekuasaannya, Cleopatra meminta bantuan kepada jenderal dan politikus Romawi, Julius Caesar. Meski terpaut usia sekitar 30 tahun dan Caesar telah menikah, keduanya menjalin hubungan romantis.
Hubungan Cleopatra dan Julius Caesar
Koin dengan wajah Antiokhos X, salah satu suami Cleopatra Selene.
Dukungan Caesar berbuah hasil. Pada tahun 47 SM, Ptolemy XIII tewas tenggelam di Sungai Nil ketika melarikan diri dari pasukan Romawi.Cleopatra kembali berkuasa, menikahi adik laki-lakinya yang baru berusia 12 tahun, Ptolemy XIV, dan menjadikannya penguasa bersama.
Tak lama kemudian, Cleopatra melahirkan seorang anak laki-laki yang diyakini merupakan putra Julius Caesar. Anak itu diberi nama Caesarion.
Namun, hubungan mereka berakhir ketika Caesar dibunuh pada 44 SM oleh para senator Romawi dalam peristiwa yang dikenal sebagai Ides of March.
Cleopatra, yang saat itu berada di Roma, sempat berharap Caesarion diakui sebagai pewaris sah kekuasaan Caesar, namun harapan itu pupus.
Setelah kembali ke Mesir, Cleopatra diyakini memerintahkan pembunuhan terhadap Ptolemy XIV demi mengamankan takhta bagi dirinya dan Caesarion.
Cinta Cleopatra dan Mark Antony
Kisah cinta Cleopatra berlanjut dengan Mark Antony, salah satu pemimpin tiga serangkai Romawi pasca kematian Caesar. Pada 41 SM, Cleopatra memenuhi undangan Antony untuk bertemu di Tarsus, wilayah yang kini berada di Turki.
Art historian Diana E. E. Kleiner mencatat, “Cleopatra mengubah pelayaran lautan menjadi panggung visual yang luar biasa dengan kostum mewah, aroma eksotis, musik, dan perhiasan.”
Pertemuan itu berujung pada kisah asmara yang membara. Antony bahkan pindah ke Alexandria untuk tinggal bersama Cleopatra. Keduanya dikaruniai tiga anak dan membentuk aliansi politik yang kuat, namun juga mengundang kecaman dari rakyat Romawi.
Hubungan Antony dan Cleopatra akhirnya menjadi bumerang.
Kebijakan Antony yang pro-Mesir membuatnya berseteru dengan sesama penguasa Romawi, Octavianus (kemudian dikenal sebagai Kaisar Augustus).
Pertempuran besar terjadi pada tahun 30 SM. Menyadari kekalahan di depan mata, Cleopatra mengurung diri di makam kerajaan dan memberi tahu Antony bahwa ia akan bunuh diri. Antony kemudian menikam dirinya sendiri dan meninggal di pelukan Cleopatra.
Cleopatra mencoba bernegosiasi dengan Octavianus, namun saat menyadari bahwa ia akan dipermalukan sebagai tawanan perang, Cleopatra memilih bunuh diri. Banyak yang meyakini ia menggunakan racun, mungkin melalui gigitan ular asp.
Dengan kematian Cleopatra, berakhir pula dinasti Ptolemaik. Mesir pun jatuh sepenuhnya ke dalam kekuasaan Romawi.
Misteri yang Menyelimuti Cleopatra
Hingga kini, kisah Cleopatra masih menyimpan banyak misteri. Tidak ada catatan pasti tentang rupa aslinya. Beberapa koin menggambarkannya sebagai wanita berwajah biasa, sementara lainnya memuat citra Cleopatra sebagai cermin dari Mark Antony.
Menurut sejarawan Plutarch, yang menulis ratusan tahun setelah kematiannya, Cleopatra adalah “wanita dengan kecantikan cemerlang dan puncak dari kekuatan intelektualnya.”
Namun, tidak ada sumber sejarah kontemporer yang dapat memberikan gambaran utuh. Perpustakaan Alexandria, yang menyimpan banyak arsip tentang masa pemerintahannya, telah dihancurkan beberapa kali.
Perdebatan bahkan masih berlangsung mengenai ras Cleopatra. Karena ibunya tidak diketahui secara pasti, asal-usul etnisnya masih menjadi perdebatan hingga kini.
Lebih dari dua milenium sejak kematiannya, sosok Cleopatra tetap memesona. Ia diangkat dalam karya Shakespeare, film Hollywood, hingga serial dokumenter Netflix. Cleopatra dikenal sebagai simbol kekuasaan perempuan, kecerdasan politik, dan daya tarik yang luar biasa.
Seperti ditulis oleh National Geographic, “Mungkin tak ada tokoh sejarah lain yang begitu membakar perdebatan seperti Cleopatra VII.”