Sosok Rayyan, Bocah Pacu Jalur Kuansing yang Ada di Video Viral Aura Farming TikTok

Pacu Jalur, TikTok, aura farming, Togak Luan, Tradisi Pacu Jalur, pacu jalur kuansing, Sosok Rayyan, Bocah Pacu Jalur Kuansing yang Ada di Video Viral Aura Farming TikTok

Tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, tengah menjadi sorotan dunia setelah sebuah video penampilan seorang bocah penari di ujung sampan viral di media sosial.

Aksi bocah tersebut, yang berdiri sambil menari di atas perahu panjang saat lomba berlangsung, menyebar cepat di platform seperti TikTok dan Instagram.

Video itu menjadi tren dan memunculkan istilah “aura farming” yang kini diparodikan warga dari berbagai negara.

Dilansir dari (5/7/2025), tokoh utama dalam video tersebut adalah Rayyan Arkan Dikha, bocah berusia 11 tahun asal Desa Pintu Lobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah.

Ia adalah seorang Togak Luan, yaitu penari yang berdiri di ujung jalur (sampan panjang), menjadi simbol bahwa timnya sedang memimpin lomba.

Rayyan yang Tak Menyangka Jadi Tren Dunia

Rayyan mengaku tidak pernah menyangka aksinya di atas jalur akan viral hingga ke luar negeri.

“Saya tidak menyangka bisa se viral itu. Tahunya setelah melihat media sosial banyak orang luar yang menirukan tarian itu,” ujar Rayyan saat ditemui di rumahnya, Jumat (4/7/2025).

Pada saat tampil, Rayyan mengenakan setelan teluk belanga warna hitam, tanjak khas Melayu Riau, dan kacamata hitam. Ia menari mengikuti irama, murni secara spontan.

“Itu spontan saja. Tidak ada belajar atau latihan,” katanya.

Kini, tarian Rayyan menjadi simbol unik dari Pacu Jalur dan dikenali oleh masyarakat luar.

Unggahan tentang dirinya dan tren “aura farming” bahkan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa oleh pengguna media sosial mancanegara.

Tradisi Lokal yang Menembus Dunia Digital

Kepopuleran Rayyan membawa imbas positif bagi promosi budaya Pacu Jalur. Banyak orang yang sebelumnya tidak mengenal tradisi ini, kini mencari tahu lebih jauh tentang lomba perahu khas Kuansing tersebut.

Rayyan sendiri sudah dua tahun menjadi Togak Luan. Ia dibesarkan di tepi Sungai Kuantan, tempat Pacu Jalur berlangsung setiap tahunnya.

Keseimbangan tubuh dan kebiasaan menaiki sampan sudah menjadi bagian dari kehidupannya sejak kecil.

Sang ayah adalah mantan atlet Pacu Jalur, dan kakaknya pun pernah menjadi Togak Luan.

Kini, Rayyan meneruskan tradisi itu dengan penuh semangat, meski ibunya, Rani, kerap merasa khawatir setiap ia tampil.

“Ya, khawatirnya itu dia jatuh. Di situ ada tim penyelamat juga. Makanya setiap tanding saya ingatkan selalu jaga keseimbangan,” kata Rani.

Namun di balik rasa cemas, terselip kebanggaan. Rani mengaku menerima banyak panggilan dari luar negeri setelah video anaknya viral.

“Banyak yang menelepon saya. Ada yang dari Inggris, Dubai juga ada, minta live gitu. Saya iyakan,” ujarnya.

Ia berharap perhatian dunia terhadap Rayyan juga bisa mengangkat budaya Pacu Jalur lebih luas lagi.

“Bangga sekali. Semoga Pacu Jalur Kuansing semakin dikenal lebih luas,” tambah Rani.

(Kompas.com: Idon Tanjung, Ihsanuddin)