DPRD Riau Tegur Gubernur Soal Bonus: Atlet PON Berprestasi Jangan Kalah dari Bocah Viral Pacu Jalur

Kekecewaan menyelimuti para atlet Riau yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Hingga pertengahan Juli 2025, bonus kemenangan yang dijanjikan belum juga dicairkan secara penuh oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
Para atlet mendesak agar janji bonus segera direalisasikan sesuai dengan komitmen yang pernah disampaikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Riau sebelumnya.
Gubernur Riau Abdul Wahid mengakui bahwa pihaknya tidak mampu membayar bonus secara penuh karena keterbatasan anggaran.
"Kita sudah mau bayar bonus itu. Cuma kan kita tidak ada kemampuan untuk membayar penuh. Bukan tidak mau bayar, kita bayar. Cuma kan mereka minta yang lebih," ujar Wahid kepada wartawan di Pekanbaru, Sabtu (12/7/2025).

Apa Saja Hambatan Pencairan Bonus Atlet?
Atlet Riau saat berjuang di PON Aceh-Sumut 2024.
Menurut Wahid, kondisi keuangan daerah saat ini sangat terbatas. Ia menyebut bahwa dana yang tersedia di APBD hanya cukup untuk mencairkan 45 persen dari total bonus.
Misalnya, atlet peraih medali emas yang seharusnya menerima Rp 300 juta, hanya bisa dibayarkan Rp 129 juta.
"Kalau mereka mau menerima 45 persen, kapan mereka mau kita cairkan. Tidak ada masalah," ujarnya.
Namun, para atlet menolak pencairan sebagian tersebut. Mereka tetap mendesak agar bonus diberikan penuh sebagaimana dijanjikan sebelumnya.
Situasi ini semakin diperparah dengan fakta bahwa atlet paralimpik sudah lebih dahulu menerima bonus, meski juga dipotong.
Kemarahan para atlet semakin memuncak setelah muncul kabar bahwa Gubernur Wahid memberikan bonus sebesar Rp 20 juta kepada Rayyan Arkan Dikha, bocah berusia 11 tahun yang viral karena "aura farming" dan dianggap berjasa mempromosikan budaya Pacu Jalur Riau ke dunia internasional. Rayyan bahkan diangkat sebagai Duta Pariwisata Riau.
Bagi para atlet, perhatian dan penghargaan terhadap Rayyan terasa timpang dibandingkan dengan perjuangan mereka di arena olahraga nasional.
"Mereka merasa semakin kecewa ketika Gubernur Riau memberikan bonus Rp 20 juta kepada Rayyan Arkan Dikha. Padahal mereka belum menerima haknya," ujar seorang pelatih.
Apa Kata DPRD Riau soal Bonus Atlet?
Komisi V DPRD Riau turut menyoroti lambatnya pencairan bonus atlet. Anggota Komisi V, Indra Gunawan Eet, menegaskan bahwa pemerintah tak bisa terus menunda hak para atlet.
"Kami akan memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemprov Riau terkait hal ini pada minggu depan untuk meminta klarifikasi dan memastikan kepastian pembayaran bonus bagi para atlet," tegasnya.
Indra juga mempertanyakan dasar penghitungan nilai bonus dan transparansi janji yang dibuat pemerintah sebelumnya. Ia menekankan bahwa perhatian terhadap prestasi olahraga harus menjadi prioritas.
"Bayangkan ada yang sampai bilang ke emaknya, 'Mak, kalau aku menang emas, insyaallah aku bangunkan rumah kecil ya. Aku naik hajikan bapak'. Mereka sudah berjuang luar biasa, tapi haknya tak kunjung dibayar," ungkapnya.
DPRD mendesak Pemprov Riau segera mencari solusi konkret agar hak para atlet terpenuhi. Indra menilai bahwa keberhasilan para atlet membawa nama daerah seharusnya menjadi kebanggaan dan prioritas anggaran.
"Pemerintah harus memprioritaskan atlet-atlet yang berprestasi ini. Jangan matikan semangat anak-anak kita yang sudah berjuang demi nama Riau," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Bonus Atlet PON Belum Cair, Gubernur Riau: Kalau Mau Terima 45 Persen Kita Bayar Sekarang".