Bocah Pacu Jalur Viral, PSG dan AC Milan Ikut Tren

Pacu Jalur, AC Milan, viral, Asal Muasal Pacu Jalur, Paris Saint-Germain, apa itu pacu jalur, asal muasal pacu jalur, Bocah Pacu Jalur Viral, PSG dan AC Milan Ikut Tren

Sebuah tren mewarnai media sosial dalam beberapa hari terakhir yang memperlihatkan aksi penari bocah penari di ujung perahu yang tengah mengikuti balapan Pacu Jalur.

Aksi dan tari dari salah satu bocah di video yang memakai kacamata hitam ini mendunia. Beragam video dari seantero dunia mereka ulang aksi dansa atraktif sang bocah.

Saking viralnya, akun TikTok raksasa Liga Italia, AC Milan, juga masuk ke dalam tren dengan sang maskot, Milanello, melakukan gerakan-gerakan yang dilakukan sang bocah dengan caption di video "AURA FARMING AKURASI 1899% ".

Video TikTok: https://www.tiktok.com/@acmilan/video/7522142...

Satu lagi datang dari akun PSG yang stitch (menjahit) potongan-potongan video perayaan para pemain mereka dengan video viral sang bocah di depan perahu.

"Aura dia mencapai Paris" tulis caption di akun TikTok sang juara Liga Champions 2024-2025 tersebut.

Asal Muasal Pacu Jalur

Pacu Jalur adalah tradisi lomba dayung perahu panjang khas Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, yang telah berlangsung sejak abad ke-17.

Awalnya, “jalur” merupakan alat transportasi utama masyarakat di sepanjang Sungai Kuantan, digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan penumpang karena transportasi darat belum berkembang.

Perahu jalur terbuat dari kayu bulat utuh tanpa sambungan, mampu memuat 40–60 orang, dan sering dihiasi ukiran kepala hewan serta ornamen khas lainnya, yang pada masa lalu hanya digunakan oleh bangsawan atau pemuka adat sebagai simbol status sosial.

Uniknya, dalam setiap perlombaan, selalu ada penari kecil di bagian depan jalur.

Sosok atraktif yang dinamakan Tukang Tari atau Anak Coki itu menari penuh semangat ketika jalur melaju cepat membelah Sungai Kuantan.

Kenapa Bocah yang Jadi Penari?

Pemilihan anak-anak sebagai penari bukan tanpa alasan.

Salah satunya karena bobot tubuh mereka yang ringan, sehingga cocok ditempatkan di bagian depan jalur yang sensitif terhadap keseimbangan.

"Anak-anak kan badannya ringan, ada dewasa di tengah itu untuk memberikan aba-aba juga. Lalu di ujung itu agak dewasa sedikit karena dia akan memberi daya dorong ke jalur namanya onjai," ujar Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, seperti dikutip dari situs Regional Kompas.com .