Tari Bocah Pacu Jalur Ternyata Ada Maknanya, Tidak Sekadar Joget “Aura Farming”

Kepopuleran joget bocah Pacu Jalur dalam tren “Aura Farming” di sosial media terutama Tiktok memang belum ada habisnya.
Selain ditiru oleh artis Indonesia seperti Luna Maya, ada juga pesepak bola Ole Romeny, pesohor dunia seperti Steve Aoki, hingga pembalap Toprak Razgatlioglu juga tak ketinggalan lakukan tren ini.
baru ini Letnan Kolonel (Inf) Eka Wira Dharmawan atau yang kerap dijuluki King Sparko tak segan memimpin gerakan ini di bersama prajurit TNI dan tentara Prancis di Champs-Elysees, Paris pada Jumat (11/7/2025) saat latihan parade dalam rangka persiapan untuk penampilan di Bastille Day.
Gerakan tari anak Pacu Jalur yang kerap disebut anak coki atau togak luan yang dilakukan Rayyan Arkan Dikha di dalam video yang viral itu memang begitu mudah ditirukan.
Namun siapa sangka, gerakan sederhana ini punya arti yang kental dengan nilai-nilai tradisi Pacu Jalur.

Bagaimana gerak tari anak Pacu Jalur dalam tren “Aura Farming”?
Dikutip dari Kompas.id, gerakan tari anak Pacu Jalur dalam tren “Aura Farming” yang viral itu dilakukan dengan berdiri merapatkan kaki.
Dengan kaki sedikit tertekuk, bocah laki-laki bersetelan teluk belanga, tanjak, dan kacamata hitam menari-nari di haluan sampan sambil menjaga keseimbangan.
Gerakan tangannya sederhana, tetapi seirama dengan dayungan sampan puluhan pria dewasa di belakangnya dan sangat mudah ditirujan.
Mulanya, kedua tangan bocah itu bergantian menepuk-nepuk udara dan diselingi gerak tangan menggulung sebagai transisi pergantian.
Selanjutnya, kedua tangannya bergantian mengayun depan-belakang, dan diakhiri dengan gerak menunjuk ke salah satu arah.
Apa makna gerak tari anak Pacu Jalur?
Dilansir dari Antara, gerakan tari yang mereka tampilkan bocah Pacu Jalur bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarat makna.
Setiap gerakan Anak Coki disebut memiliki filosofi tersendiri. Misalnya, lambaian tangan ke arah sungai merupakan wujud penghormatan kepada Batang Kuantan, sungai yang menjadi sumber kehidupan.
Langkah-langkah kecil yang lincah dari para penari menggambarkan ketangkasan serta harmoni dalam kehidupan masyarakat di sekitar Batang Kuantan.
Setiap gerakan tampak menyatu dengan ritme alam dan kehidupan sehari-hari. Tangan yang terbuka ke atas melambangkan rasa syukur, sebagai ungkapan atas keselamatan serta berkah panen yang melimpah.
Tari-tarian tersebut tak pernah tampil sendiri. Ia selalu diiringi musik tradisional, sperti dentuman gendang, alunan gong, dan serunai yang membentuk suasana hidup, penuh semangat dan kekayaan ekspresi.
Irama alat musik itu bukan sekadar pengiring. Ia menjadi nyawa dari setiap gerakan, menggambarkan semangat perjuangan dan kebersamaan yang telah lama menjadi bagian dari jiwa Pacu Jalur.
Tari anak Pacu Jalur jadi tanda kemenangan
Belakangan, kelincahan para penari cilik di atas jalur kembali mencuri perhatian publik melalui tren “Aura Farming.”
Mahviyen Trikon Putra, seorang tokoh Pacu Jalur Kuansing menjelaskan bahwa sebenarnya tugas togak luan bukan hanya menari-nari.
Kepada melalui sambungan telepon, Kamis (3/7/2025), Mahviyen menjelaskan bahwa di atas jalur yang berpacu memiliki arti tertentu.
"Tarian yang dilakukan anak kecil di ujung jalur sebagai tanda bahwa jalurnya dalam posisi unggul," ungkapnya.
Tarian tersebut dilakukan secara spontan dan menjadi daya tarik tersendiri, dengan gerakan yang tidak ditentukan, hanya mengikuti naluri sambil menjaga keseimbangan.
Ketika jalurnya kalah, anak tersebut biasanya akan duduk.
"Karena jika tetap berdiri dan menari, itu menyampaikan informasi yang salah," tambahnya, diiringi tawa.
Mahviyen juga menjelaskan bahwa terkadang anak Togak Luan melompat ke sungai saat jalur sedang berpacu untuk mengurangi beban.
"Dia loncat ke sungai untuk mengurangi beban," kata Mahviyen.