Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melorot, Pemerintah Berkelit karena Situasi Global

Pemerintah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi di kisaran 4,7-5 persen. Proyeksi ini lebih rendah dari asumsi sebelumnya yang dipatok 5,2 persen.
Penurunan outlook pertumbuhan ekonomi ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat bersama DPR dan telah disetujui.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi menyebut pemangkasan target pertumbuhan ekonomi dilakukan mengikuti perlambatan ekonomi global.
"Perubahan-perubahan dalam situasi internasional, situasi ekonomi, ada dampaknya terhadap kita. Tentu kita harus melakukan penyesuaian-penyesuaian," ujar Hasan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).
Hasan menjelaskan meski target dipangkas, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergolong tinggi dibanding rata-rata global yang diprediksi hanya 2,3 persen
"Tapi dengan penyesuaian-penyesuaian ini pun, sebenarnya kita masih dalam suasana yang sangat optimis,” ungkap dia.
Bahkan, hanya Vietnam dan Filipina yang menurutnya punya proyeksi pertumbuhan lebih tinggi.
"Jadi kita termasuk salah satu yang masih tinggi dibandingkan dengan ekonomi negara lain," tambahnya.
Hasan juga memastikan penurunan target ini bukan berarti pemerintah pesimis menghadapi ekonomi ke depan.
"Negara-negara lain mungkin hanya antara 0-1 persen saja prediksi pertumbuhannya. Sementara kita masih di angka yang masih cukup tinggi," jelas Hasan.
Hasan juga menyinggung langkah-langkah pemerintah dalam mendorong perekonomian nasional pada paruh kedua tahun 2025. Menurutnya, relaksasi belanja pemerintah akan berdampak signifikan.
“Belanja pemerintah, belanja modal, belanja barang, belanja bantuan sosial. Itu juga mungkin akan menstimulus perekonomian kita di dalam 6 bulan ke depan,” lanjut Hasan.
Ia menambahkan bahwa salah satu program unggulan pemerintah, yaitu distribusi makanan bergizi gratis, akan berdampak ganda yakni menyehatkan rakyat sekaligus menggairahkan ekonomi.
“Makanan bergizi gratis ketika banyak itu nanti sudah mencapai target misalnya, itu juga akan menstimulus perekonomian kita,” pungkasnya. (Knu)