Pemerintah Bahas Umrah dan Haji Pakai Kapal Laut, Biaya Bisa Lebih Murah

Pemerintah Indonesia tengah menjajaki kemungkinan dibukanya jalur laut sebagai alternatif perjalanan ibadah umrah dan haji.
Rencana ini masih dalam tahap pembahasan dengan otoritas Arab Saudi.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut wacana ini sangat prospektif dan bisa menjadi solusi akses ibadah yang lebih terjangkau.
“Digagas ke depan, kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut. Kami juga kemarin berbicara dengan sejumlah pejabat di Saudi Arabia,” ujar Nasaruddin di Jakarta, Selasa (8/7/2025), seperti ditulis Antara.
Ia menambahkan, jika infrastruktur pendukung seperti pelabuhan dan sarana transportasi laut telah siap, maka opsi ini dapat diwujudkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Kalau memang itu persyaratannya terpenuhi, peluangnya sudah dibangun sekarang. Itu terbuka,” ucapnya.
Akses langsung ke Pelabuhan Jeddah
Menurut Nasaruddin, model ini memungkinkan jamaah dari negara-negara Asia, termasuk Indonesia, untuk mengakses Tanah Suci melalui pelabuhan seperti Jeddah tanpa bergantung sepenuhnya pada moda transportasi udara.
“Bukan hanya negara-negara kawasan yang dekat seperti Mesir, bahkan dari Indonesia dan Asia lainnya bisa mengakses,” katanya.
Ia menilai, inisiatif ini tak hanya membuka jalur alternatif bagi jamaah, tetapi juga memberi nilai tambah strategis bagi Arab Saudi. Hal ini sejalan dengan pendekatan baru yang lebih terbuka dari Pemerintah Saudi terhadap inovasi dan investasi.
“Saudi Arabia sekarang pendekatannya sangat bisnis, dengan konsultan dari Amerika. Ini betul-betul memanfaatkan potensi geografis Saudi Arabia,” kata Nasaruddin.
Modernisasi fasilitas haji
Dalam kesempatan yang sama, Menag juga mengungkapkan rencana modernisasi fasilitas ibadah haji di Tanah Suci, antara lain pembangunan kawasan Mina menjadi delapan lantai dan pelebaran area sekitar Kakbah.
“Kami dapat informasi bahwa Mina akan dibangun delapan lantai, tidak pakai tenda lagi. Jalan layang juga akan ditambah,” ujarnya.
Ia menilai pengembangan infrastruktur ini membuka peluang pelayanan haji yang lebih baik di masa depan.
Nasaruddin berharap, dengan adanya sistem dan jalur baru, akses terhadap ibadah haji dan umrah bisa semakin inklusif bagi masyarakat dari berbagai lapisan sosial, baik di dalam negeri maupun luar negeri.