Alasan Korea Utara Tak Mau Influencer Promosikan Wisatanya

Korea Utara, wisata korea utara, pariwisata korea utara, tempat wisata di korea utara, Alasan Korea Utara Tak Mau Influencer Promosikan Wisatanya

Korea Utara melarang akses media, khususnya para influencer, YouTuber, jurnalis, dan blogger Barat untuk datang dan mempromosikan pariwisata di sana.

Dikutip dari Travel and Tour World dan The Korea Times, Rabu (9/7/2025), kegiatan promosi wisata di Korea Utara ini termasuk dalam rangkaian Pameran Dagang Internasional Musim Gugur Pyongyang.

Pameran dagang terbesar di Korea Utara ini digelar terbatas sebagai upaya Korea Utara dalam merambah ekonomi global.

Acara yang dijadwalkan mulai 24 Oktober sampai 1 November 2025 itu juga bertujuan untuk mengenalkan Korea Utara sebagai pemain dalam perdagangan internasional.

Akan ada lebih dari 450 stand yang hadir memamerkan berbagai produk mulai dari teknologi, energi, farmasi, dan barang-barang konsumen.

Larangan ketat terhadap media hingga influencer barat ini dilakukan karena adanya indikasi kekhawatiran Korea Utara dalam penggambaran negara tersebut di media sosial.

Para konten kreator yang bekerja secara independen ini dikhawatirkan dapat menampilkan citra yang berbeda dari narasi yang ingin diproyeksikan oleh rezim tersebut.

Takut Citra Buruk

Korea Utara, wisata korea utara, pariwisata korea utara, tempat wisata di korea utara, Alasan Korea Utara Tak Mau Influencer Promosikan Wisatanya

Foto yang diambil pada Selasa (24/6/2025) dan dirilis oleh media resmi Korea Utara KCNA pada tanggal Kamis (26/6/2025) ini memperlihatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) dan putrinya Kim Ju Ae sedang mengunjungi kawasan wisata pesisir Wonsan Kalma di Provinsi Kangwon, Korea Utara.

Pengecualian terhadap media dan influencer asing ini pula menjadi upaya Korea Utara untuk memastikan bahwa semua materi yang dibagikan kepada dunia sejalan dengan citra yang telah dikurasi dengan cermat.

Young Pioneer Tours, biro perjalanan yang berbasis di China dan akan ikut dalam tur acara tersebut, mengonfirmasi bahwa larangan terhadap media hingga influencer asing ini datang langsung dari otoritas Korea Utara.

Pemerintah negara tersebut telah menjelaskan bahwa mereka ingin menghindari konten yang tidak diberi sanksi yang mungkin menunjukkan sisi Korea Utara yang dapat merusak reputasinya.

Sebagaimana yang diketahui, kreator atau pembuat konten memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi dan menerbitkan konten sesuai keinginan mereka sendiri.

Hal ini dinilai dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap lingkungan media yang dikontrol ketat yang telah ditetapkan oleh pemerintah Korea Utara.

Sementara itu, pengunjung asing yang diizinkan ikut dalam acara tersebut, seperti atlet dan delegasi bisnis

Kunjungan ke tempat bersejarah dan budaya

Selain memamerkan produk, rangkaian kegiatan ini nantinya juga akan diisi dengan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah serta tempat bernilai budaya di seluruh Pyongyang.

Peserta tur nantinya akan dapat menjelajahi monumen-monumen ikonik dan ruang publik yang menawarkan wawasan tentang visi agung Korea Utara tentang identitasnya.

Beberapa tempat yang akan dikunjungi seperti Gunung Myohyang, gunung yang dihormati ini adalah rumah bagi Pameran Persahabatan Internasional.

Tempat ini merupakan museum yang dipenuhi dengan hadiah-hadiah mewah yang diberikan kepada mantan pemimpin Korea Utara oleh pejabat asing.

Korea Utara, wisata korea utara, pariwisata korea utara, tempat wisata di korea utara, Alasan Korea Utara Tak Mau Influencer Promosikan Wisatanya

Presiden Korea Utara, Kim Jong-Un bersama istrinya, Ri Sol Ju dan anaknya, Kim Ju Ae menikmati suasana wisata di kolam renang di resor Wonsan Kalma.

Situs ini telah lama menjadi simbol tempat yang diproklamirkan sendiri oleh Korea Utara di dunia, memamerkan hadiah-hadiah yang telah diterimanya dari berbagai pemimpin internasional selama bertahun-tahun.

Kunjungan ke tempat tersebut merupakan bagian penting dari keinginan Korea Utara untuk menampilkan citra warisan budayanya yang dibuat dengan cermat.

Di sana, pengunjung akan melihat serangkaian monumen yang menyoroti nilai-nilai ideologis negara tersebut dan sejarah revolusionernya.

Namun demikian, kunjungan ini kerap bersifat ketat dan kecil peluang untuk menjelajahi ke luar zona yang sudah ditentukan.

Alasannya, pemerintah Korea Utara khawatir dengan penjelajahan independen, karena rekaman yang diambil dan tidak difilter terlebih dahulu berpotensi membongkar penggambaran realitas kehidupan di sana.