Optimalkan Layanan Pelanggan, Transjakarta Manfaatkan Teknologi AI

Optimalkan Layanan Pelanggan, Transjakarta Manfaatkan Teknologi AI

PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) kini memanfaatkan teknologi AI untuk operasionalnya. Hal ini bertujuan untuk menghadirkan layanan transportasi publik yang efisien, modern, dan berbasis data.

Direktur Sistem Teknologi Informasi dan Pelayanan Transjakarta, Raditya Maulana Rusdi mengatakan, bahwa teknologi AI bukan hanya mendukung efisiensi sistem, tetapi juga membuka peluang nyata untuk peningkatan jumlah pelanggan secara berkelanjutan.

Menurut pria yang akrab disapa Rama itu, teknologi AI menjadi salah satu enabler utama yang diyakini dapat mendorong pertumbuhan ridership.

"Saat ini, pelanggan harian Transjakarta telah mencapai angka 1,4 juta, dan dengan pemanfaatan AI secara menyeluruh, kami optimistis angka ini akan terus tumbuh secara signifikan," ujar Rama di Jakarta, Kamis (10/7).

Implementasi AI secara konkret dapat dirasakan melalui aplikasi TJ:Transjakarta, yang resmi diluncurkan pada 4 September 2024 dan telah diunduh lebih dari satu juta kali.

Aplikasi ini memungkinkan pelanggan mengakses informasi layanan secara real-time, mulai dari estimasi waktu kedatangan bus, pelacakan armada, hingga fitur perencanaan perjalanan yang membantu memangkas waktu tunggu secara signifikan.

Lanjut dia, aplikasi ini telah tersedia di sistem operasi iOS dan Android, menjadikannya semakin mudah

diakses oleh masyarakat luas. Dengan pendekatan customer-centric, Transjakarta menempatkan pengalaman pelanggan sebagai prioritas utama dalam setiap pengembangan teknologi.

Sementara dari sisi operasional, pemanfaatan AI digunakan untuk menganalisis pola mobilitas pelanggan di setiap halte dan armada berdasarkan data historis.

Hasil analisis ini menjadi dasar algoritma penjadwalan otomatis yang memastikan armada dialokasikan secara presisi sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Penjadwalan tersebut akan dikirimkan langsung ke unit on-board (OBU) pada setiap bus, kemudian menciptakan integrasi menyeluruh antara pusat komando dan operasional lapangan.

Melalui penerapan AI ini, Transjakarta tidak lagi mengandalkan intuisi semata, tetapi mengambil keputusan berbasis prediksi dan data akurat.

"Pemandangan halte kosong dengan bus-bus kosong yang datang akan menjadi semakin langka. Distribusi armada akan jauh lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat," tambah Rama.

Efisiensi ini bukan hanya berdampak pada peningkatan layanan, tetapi juga pada pengelolaan anggaran publik yang lebih bertanggung jawab.

Optimalisasi rute dan frekuensi operasional berkontribusi langsung terhadap pengurangan beban subsidi dari Pemprov DKI Jakarta sebagai pemegang saham utama Transjakarta.

"Teknologi AI membuka babak baru dalam pengelolaan transportasi publik yang berkelanjutan. Kami percaya, dengan inovasi yang konsisten dan kepemimpinan berbasis data, Transjakarta dapat menjadi model transformasi digital sektor publik, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat regional," tutup Rama. (Asp)