412 Pasukan AI Indonesia Siap Guncang Dunia Teknologi

Laskar AI.
Laskar AI.

Laskar AI membuka peluang bagi lulusannya untuk berkarier di industri lain yang membutuhkan talenta AI - selaras dengan komitmen Lintasarta menghadirkan SDM unggul siap AI untuk mendorong transformasi digital nasional.

Laskar AI merupakan bagian dari gerakan AI Merdeka yang diluncurkan Lintasarta bersama Dicoding dan mitra global NVidia. Program ini dirancang untuk mencetak talenta digital unggul di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dari berbagai penjuru Indonesia.

Menurut Laporan UNESCO AI Readiness Assessment Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan merupakan salah satu dari lima klaster strategis utama untuk mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi perkembangan teknologi AI.

"Penguasaan teknologi AI akan menjadi faktor penting meningkatkan daya saing bangsa di ranah global. Kami tidak hanya membuka akses pendidikan berkualitas, tapi juga menjembatani talenta terbaik Indonesia menuju peluang kerja nyata di sektor digital," ungkap Direktur Utama dan Kepala Eksekutif Lintasarta, Bayu Hanantasena, di Jakarta, Kamis, 14 Agustus 2025.

Dengan kelulusan 412 AI Engineer siap kerja, Laskar AI menegaskan bahwa kolaborasi erat antara industri, akademisi dan pemerintah mampu melahirkan SDM digital berdaya saing global.

“Kami percaya bahwa perluasan akses terhadap pendidikan AI tidak hanya penting untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga untuk membekali masyarakat luas dengan literasi terkait AI,” tutur Bayu.

Sejak dibuka pada November 2024, Laskar AI telah menarik lebih dari 13 ribu pendaftar dari seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 657 peserta lolos seleksi dan mengikuti pelatihan intensif sejak Februari 2025, terdiri dari 547 mahasiswa aktif dan fresh graduate dari 197 kampus, serta 110 profesional dan dosen dari 70 institusi di seluruh Indonesia.

Berlangsung selama hampir satu semester untuk mahasiswa-setara 958 jam pembelajaran — dan 626 jam pelatihan untuk profesional dan dosen, Laskar AI mengusung kurikulum berbasis industri dengan metode project-based learning.

Peserta dibekali keterampilan AI, pemrograman, pengolahan data, machine learning, dan kurikulum berbasis industri. Laskar AI tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga pengalaman nyata yang mempersiapkan peserta untuk langsung terjun ke dunia kerja.

Sebagai puncak pembelajaran, peserta mahasiswa berkewajiban menyelesaikan Capstone Project berdurasi 250 jam yang menghasilkan lebih dari 100 portofolio proyek AI, dengan 13 proyek di antaranya diakui sebagai pengganti skripsi oleh perguruan tinggi asal peserta — sebuah pengakuan atas kualitas dan relevansi nyata dari materi yang dipelajari.

"Kami merancang kurikulum yang relevan dengan perkembangan industri dan didukung infrastruktur mutakhir, seperti GPU Merdeka. Kolaborasi ini tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan teknis, tetapi juga mempersiapkan mereka menjadi talenta siap pakai yang mampu mendorong inovasi di berbagai sektor," jelas Pendiri dan Kepala Eksekutif Dicoding, Narenda Wicaksono.