Jakarta Siap Hadapi Kemacetan dengan Teknologi AI

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berinovasi untuk mengatasi kemacetan yang menjadi persoalan klasik di Ibu Kota.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengungkapkan bahwa dari lima isu utama kemacetan di Jakarta, pengaturan di persimpangan menjadi kunci persoalan yang harus segera ditangani.
"Hasil analisis yang dilakukan memetakan pengaturan persimpangan menjadi kunci persoalan," ujar Syafrin dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).
Pemprov DKI mulai menerapkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mengatasi kemacetan di jalan.
Sebagai solusinya, Pemprov DKI mulai menerapkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI).
Jika sebelumnya pengaturan lampu lalu lintas dilakukan secara konvensional dengan waktu yang telah ditentukan, ke depan sistem ini akan menyesuaikan durasi lampu hijau dan merah secara otomatis berdasarkan tingkat kepadatan kendaraan.
Menurut Syafrin, ITCS dapat memprediksi pergerakan lalu lintas, sehingga penerapan ke depannya diyakini bisa meminimalisir hingga menghilangkan hambatan lalu lintas.
Lalu lintas kendaraan di Tol Dalam Kota Jakarta tampak padat pada jam pulang kerja di hari ketiga pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap dua, Rabu (16/9/2020). Pembatasan kendaraan bermotor melalui skema ganjil genap di berbagai ruas Ibu Kota resmi dicabut selama PSBB tahap dua.
Lebih lanjut, ITCS ke depan juga akan dimanfaatkan sebagai alat penegakan hukum lalu lintas, seperti sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).
Oleh karena itu, integrasi dengan sejumlah pihak, seperti Polda Metro Jaya, Badan Pendapatan Daerah, dan Dinas Lingkungan Hidup, menjadi langkah penting agar ITCS dapat berfungsi maksimal.
Untuk tahap awal, Dishub DKI Jakarta menargetkan pemasangan ITCS di lima titik persimpangan dalam dua bulan ke depan.
Cilincing, Jalan Raya Bekasi, Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (15/5/2024).
Syafrin menambahkan, secara bertahap, hingga akhir tahun ini ditargetkan ITCS bisa direalisasikan di 25 lokasi, dan hingga lima tahun ke depan terpasang di 321 simpang.
Pemasangan sistem ini akan dibagi dalam dua segmen: perimeter dalam dan luar kota.
Dengan pembagian ini, pemerintah dapat memperoleh data aktual pola pergerakan masyarakat, baik dari dalam maupun luar Jakarta.
"Data itu penting agar bisa mempelajari karakteristik pola pergerakan masyarakat," ucap Syafrin.
Ia juga mengeklaim bahwa proyek ini tidak akan mengganggu struktur APBD 2025, karena anggaran senilai Rp 120 miliar telah dialokasikan khusus untuk 25 lokasi ITCS tahun ini.
Syafrin berharap, pemanfaatan teknologi AI dalam sistem lalu lintas ini dapat memperkuat konektivitas intra dan antarkota, sekaligus menjadi fondasi kuat bagi target besar Jakarta.
"Ini tentu PR yang harus kita bisa tuntaskan bersama-sama dengan seluruh jajaran di Pemprov DKI Jakarta dan stakeholders yang ada," kata dia.