Lalu Lintas Sempat Padat, Jakarta Kembali Normal Usai Lautan Massa HUT RI

Arus lalu lintas di kawasan Monas hingga Sudirman kini telah kembali normal pasca Operasi Merdeka Jaya 2025, rampung.
Korps Lalu Lintas Polri memastikan pengamanan berjalan sesuai rencana melalui Operasi Merdeka Jaya 2025, guna mengamankan gelaran perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia yang dipusatkan di kawasan Monas hingga Bundaran HI, Jakarta, berakhir dengan meriah dan tertib.
Kepala Korlantas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Agus Suryonugroho menyampaikan bahwa operasi ini menjadi bentuk atensi khusus dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam menjaga kelancaran seluruh rangkaian kegiatan.
“Operasi Merdeka Jaya ini bagian daripada atensi Bapak Kapolri, sehingga all out dari Mabes Polri dan Polda Metro sampai malam ini untuk memantau dan alhamdulillah berjalan dengan lancar,” ujarnya, Senin, 18 Agustus 2025.

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho
Operasi Merdeka Jaya dinilai berhasil menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat selama momen penting nasional ini. Ia menambahkan, suasana di lapangan berlangsung kondusif dengan masyarakat yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi terhadap perayaan.
Kendati volume kendaraan meningkat tajam selama pelaksanaan acara, kondisi lalu lintas dapat dikendalikan. Irjen Agus menyebut telah terjadi lonjakan arus kendaraan di sejumlah titik, namun hal tersebut sudah diantisipasi sebelumnya.
“Memang ada peningkatan traffic counting-nya. Jadi peningkatan jumlah kendaraan, peningkatan massa yang hadir. Tetapi alhamdulillah kita sudah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pengamanan telah dirancang sejak awal melalui Tactical Floor Game (TFG), termasuk skenario pengalihan arus, pengawalan, hingga penutupan kegiatan. Penutupan lalu lintas di sekitar lokasi acara dilakukan secara situasional dan fleksibel. Dirinya menegaskan, meski beberapa ruas jalan ditutup saat puncak acara, jalur alternatif tetap disiapkan untuk menjaga kelancaran mobilitas.
"Jalan pada prinsipnya hanya buka-tutup ya. Jadi tidak absolut untuk ditutup. Jadi rekayasa lalu lintas ini tergantung kegiatan, termasuk juga jumlah kendaraan,” kata Irjen Agus.