Fenomena Gunung Es, masih Banyak Anak di Jakarta yang Putus Sekolah

ANGGOTA DPRD DKI Jakarta Lukmanul Hakim menindaklanjuti temuan di lapangan saat kegiatan serap aspirasi masyarakat (reses) perihal banyaknya anak yang putus sekolah. Menurut dia, kondisi ini cukup miris sebab di Jakarta yang notabene kota metropolitan masih ada anak yang tidak mengeyam pendidikan. Saat membuat kegiatan Pos RW 06 Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Lukmanul Hakim mengumpulkan anak-anak yang putus sekolah. Cukup mencengangkan, tercatat ada 48 orang yang terdata sebagai anak putus sekolah. Angka tersebut tersebar di tiga kelurahan di Kecamatan Cengkareng seperti Kelurahan Kosambi, Tegal Alur, dan Semanan. "Adik-aduk saya putus sekolah banyak data yang sudah masuk ada 48 orang terdiri dari Kosambi yang paling banyak, Semanan, Tegal Alur, ada tiga (kelurahan) itu. Ada 48 anak, rata-rata SD dan menuju SMP ada juga sebagian," ucapnya. Politikus PAN ini mengungkapan ada beberapa faktor penyebab anak-anak tersebut sampai putus sekolah. Salah satunya disebabkan permasalahan ekonomi. "Penyebab utamanya, setelah kami selidiki ada beberapa faktor. Pertama, orangtuanya tidak mampu, terus sebagian juga ada anak yatim, orangtua pengangguran sehingga akhirnya anaknya enggak sekolah dan bantuan dari pemerintah berupa KJP juga belum mendapatkan," imbuhnya.
Awalnya, ia tidak menduga ada anak yang putus sekolah di wilayah Jakarta lantaran dalam kunjungan-kunjungan terdahulu belum pernah ada keluhan itu dari warga. "Tahu-tahu, saya ketemu dengan Zaki (salah satu anak putus sekolah). Zaki cerita dia anak yatim, bersama Okta juga, dia keliling jual kue," kata Lukman.
Lukman menyayangkan anak-anak yang putus sekolah tersebut. Padahal, dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus cukup besar untuk menyokong biaya kuliah anak-anak tersebut. "Bantuan dari pemerintah berupa KJP juga belum mereka dapatkan. Anggaran pendidikan di 2026 itu kalau tidak keliru, subsidi KJP itu lebih kurang sekitar Rp 3,4 triliun" kata Lukman.
Kendati demikian, kata Lukman, Pemprov DKI melalui Dinas Pendidikan (Disdik) sudah menempatkan beberapa anak yang putus sekolah itu ke Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) 07 Cengkareng. "Tetapi, terima kasih juga kepada pemprov sudah menanggapi cepat. Ada beberapa anak yang sudah sekolah. Nanti akan kita minta untuk segera anak-anak yang lain bisa sekolah kembali," tuturnya.
Lukman berencana mendata anak-anak yang putus sekolah di seluruh wilayah Jakarta. Menurut dia, fenomena anak putus sekolah di Jakarta merupakan fenomena gunung es yang selama ini tidak terdekteksi. "Pastinya akan bertambah ini (jumlah anak yang putus sekolah). Nanti kita lakukan se-DKI. Kami kemarin rapat, diinstruksikan untuk segera mendata seluruh DKI Jakarta," katanya.
Lukmanul meminta kepada Pemprov DKI untuk menyekolahkan anak-anak itu sesuai dengan usia mereka. Dinas Pendidikan (Disdik) DKI didorong mendata ulang anak putus sekolah. Diduga, masih banyak anak putus sekolah karena tidak tersentuh bantuan pendidikan.
Lukmanul Hakim juga melayangkan interupsi melaporkan temuan anak putus sekolah dalam rapat paripurna, pada Rabu (14/8). Ia mengungkap menerima langsung laporan tentang anak putus sekolah dari masyarakat saat turun ke daerah pemilihan (dapil)-nya.
Lukmanul meminta agar pendataan terhadap anak-anak sekolah lebih akurat dan menyeluruh.
"Saya meminta khusus lewat Ketua DPRD dan Gubernur agar pendataan betul-betul tepat, karena masih banyak anak yang butuh sekolah," urainya.(Asp)