Penyesalan Putri KW Usai Tersingkir dari China Open 2025

Putri Kusuma Wardani, China Open 2025, BWF World Tour, bwf world tour, Penyesalan Putri KW Usai Tersingkir dari China Open 2025

Langkah tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, terhenti di babak pertama China Open 2025 setelah kalah dalam pertarungan tiga gim melawan wakil Korea Selatan, Sim Yu-jin.

Berlaga di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, China, Selasa (22/7/2025), Putri harus mengakui keunggulan Sim dengan skor 14-21, 21-14, 19-21 pada laga babak 32 besar turnamen BWF World Tour level Super 1000 tersebut.

China Open 2025 yang digelar pada 22-27 Juli ini menjadi salah satu turnamen bergengsi dengan total hadiah mencapai 2 juta dolar AS. Namun, bagi Putri, turnamen ini berakhir lebih cepat dari harapan.

Putri, yang pekan ini menempati peringkat ke-10 dunia, menghadapi lawan yang secara peringkat tak terpaut jauh.

Sim Yu-jin berada di posisi ke-14 dan sama-sama berstatus nonunggulan di ajang ini.

Pada laga tersebut, Putri kehilangan gim pertama 14-21. Ia bangkit di gim kedua dengan permainan lebih agresif dan berhasil merebut kemenangan 21-14.

Namun, di gim penentuan, Putri gagal mempertahankan momentum dan akhirnya harus menyerah 19-21 setelah pertarungan ketat.

Seusai pertandingan, Putri mengungkapkan kendala adaptasi dengan kondisi lapangan berangin di Changzhou.

Ia mengaku belum menemukan kenyamanan bermain, terutama setelah tampil di Japan Open 2025 pekan lalu yang kondisi lapangannya berbeda.

“Di lapangan seperti yang saya bilang kemarin, hembusan angin sangat terasa,” ujar Putri dalam keterangan tertulis yang dirilis PBSI.

“Menang kalah anginnya ada, tidak seperti di Jepang yang normal.”

Putri juga mengakui bahwa pola permainan Sim membuatnya kesulitan mengembangkan permainan.

“Sim Yu-jin sangat membatasi bola atas saya dan spekulasinya cukup menyulitkan dari awal sampai akhir,” kata Putri.

Pada gim ketiga, terutama di poin-poin akhir, Putri merasa beberapa pengembaliannya justru memberi keuntungan bagi lawan.

“Saya kurang membaca pergerakan sehingga dia bisa mendapat kesempatan untuk merancang serangan,” tambahnya.