Haru Biru Film Lyora: Penantian Buah Hati, Angkat Kisah Nyata Meutya Hafid

Film Lyora: Penantian Buah Hati.
Film Lyora: Penantian Buah Hati.

 Film Lyora: Penantian Buah Hati bukan sekadar drama keluarga biasa. Terinspirasi dari kisah nyata Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dan suaminya Noer Fajrieansyah, film ini menyoroti kompleksitas kehidupan rumah tangga, khususnya pergulatan batin dan perjuangan pasangan dalam menghadapi tantangan untuk mendapatkan keturunan.

Mengangkat isu yang sangat personal namun relevan, Lyora menggambarkan perjalanan emosional penuh suka-duka yang kerap luput dari sorotan publik. Bukan hanya mengandalkan sisi sentimental, film garapan sutradara Prita Arianegara ini berhasil menyajikan konflik batin dan percakapan keluarga secara elegan, menyentuh, dan tidak berlebihan. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Penonton diajak masuk ke dalam proses panjang penantian, tekanan sosial, serta pencarian makna cinta dan kesetaraan dalam rumah tangga modern.

Film ini berkisah Meutya Hafid (Marsha Timothy), seorang wanita karier dengan segala kesibukannya, berusaha untuk memiliki keturunan di usianya yang sudah tidak lagi muda. Bersama suaminya, Fajrie (Darius Sinathrya), mereka menjalani berbagai program kehamilan, salah satunya bayi tabung. 

Dalam perjalanannya mengikuti program tersebut, Meutya dan Fajrie menghadapi lika-liku hidup penuh kegagalan dan rasa kehilangan yang mendalam, namun tidak pernah pupus dari perjuangan dan pengharapan.

Salah satu penonton yang turut merasakan kuatnya pesan film adalah Ferry Salman, Managing Director Sinar Mas. Dalam penayangan perdana film Lyora di Plaza Senayan, Jakarta, Ferry memberikan dukungan dengan mengajak para karyawannya untuk menyaksikan film ini bersama.

“Penggambaran dalam film yang berasal dari peristiwa sebenarnya ini adalah pengingat bernilai bagi kami. Di mana kekuatan cinta kasih dan daya upaya, berikut kelapangan hati serta pemikiran untuk menerima hal baru demi kebaikan bersama adalah pintu menuju kebahagiaan dalam kehidupan berkeluarga,” ujar Ferry Salman usai pemutaran, mengutip keterangannya, Sabtu 2 Agustus 2025. 

Menurutnya, film ini mampu menjadi refleksi atas nilai-nilai sepenanggungan yang penting dalam rumah tangga dan bahkan bisa berdampak pada stabilitas dan keberhasilan di bidang lain seperti karir dan pekerjaan. 

“Jika terkelola dengan baik, nilai-nilai dalam rumah tangga justru bisa menjadi landasan untuk berkembang di luar rumah,” tambahnya.

Lyora tidak hanya memaparkan kisah pribadi tokohnya, tapi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya keterbukaan, komunikasi, dan empati dalam hubungan suami istri. Tak heran jika film ini diapresiasi banyak kalangan karena menyentuh tema yang sering dianggap tabu, seperti tekanan terhadap perempuan, infertilitas, dan pilihan-pilihan sulit dalam pernikahan, dengan cara yang hangat namun jujur.

Selain kisahnya yang menyentuh, kekuatan film Lyora juga terletak pada akting para pemerannya yang mampu membawa emosi penonton naik turun. Kehadiran film ini menjadi kontribusi penting bagi sinema Indonesia yang makin banyak membuka ruang bagi kisah-kisah nyata yang intim dan bermakna.

Atas nama Sinar Mas, Ferry Salman, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi para pemeran, sutradara, dan kru produksi, serta memberikan selamat kepada Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah yang telah mengizinkan pengalaman pribadi mereka dijadikan inspirasi. 

Film Lyora: Penantian Buah Hati akan tayang di bioskop mulai 7 Agustus 2025 mendatang.