Belum Paham Apa Itu Literasi AI? Hati-Hati Gagal Bersaing di Dunia Kerja!

Ilustrasi manajemen data / Artificial Intelligence (AI)
Ilustrasi manajemen data / Artificial Intelligence (AI)

Di tengah derasnya gelombang kecerdasan buatan (AI), dunia kerja global sedang mengalami perubahan besar. Perusahaan dari berbagai sektor mulai mengintegrasikan AI, bukan hanya untuk efisiensi, tapi juga sebagai pendorong inovasi. 

Di sisi lain, para profesional dan pencari kerja dituntut untuk cepat beradaptasi—dan literasi AI kini menjadi salah satu bekal utama yang tak bisa diabaikan.

Sebuah laporan kolaborasi LinkedIn dan Access Partnership yang berjudul “AI and the Global Economy: Unlocking Growth and Reshaping Work”, dikutip. Kamis, 7 agustus 2025, memberikan gambaran jelas: masa depan kerja akan sangat bergantung pada seberapa siap seseorang memahami dan menggunakan AI. 

Dan kabar baiknya, literasi AI bukan kemampuan eksklusif bagi para insinyur atau ilmuwan data, ia terbuka untuk semua orang yang mau belajar.

Ilustrasi interview kerja

Ilustrasi interview kerja

1. Literasi AI Bukan Lagi Opsional

“Adopsi [AI] dan kemampuan mengikutinya akan sangat, sangat penting,” kata Bill Gates dalam wawancara terpisah yang memperkuat urgensi tema ini. “Tapi itu tidak menjamin kita tidak akan mengalami banyak dislokasi.”

Artinya, hanya tahu AI ada tidak cukup. Kita perlu tahu cara memakainya untuk menyelesaikan masalah nyata, baik di level pekerjaan individu maupun strategi bisnis.

2. Penggunaan AI Naik, Waktunya Siap Pakai

Laporan LinkedIn menunjukkan bahwa 76% bisnis yang menggunakan generative AI (GAI) seperti ChatGPT, Copilot, dan lainnya mengalami penghematan waktu signifikan. Tapi bukan cuma soal efisiensi. Banyak dari mereka menggunakan AI untuk mendorong inovasi, kreativitas, dan pertumbuhan bisnis.

3. Lowongan Kerja Kini Minta Skill AI

Dalam setahun terakhir, jumlah lowongan yang menyebut keterampilan AI naik lebih dari enam kali lipat. Bahkan, dua pertiga pimpinan bisnis mengatakan mereka tak akan mempekerjakan kandidat yang tak punya keterampilan dasar AI.

Kabar baiknya? Skill ini bisa dipelajari tanpa gelar khusus, cukup dengan rasa ingin tahu dan latihan.

4. Soft Skill Tetap Dibutuhkan, Justru Meningkat Nilainya

Meskipun AI mempermudah pekerjaan teknis, keterampilan manusiawi seperti komunikasi, kepemimpinan, dan empati justru semakin dibutuhkan. Studi ini mengungkap, 8 dari 10 keterampilan dengan pertumbuhan tercepat di LinkedIn adalah soft skill.

Jadi, kombinasi literasi AI + soft skill = senjata ampuh masa depan.

5. AI Tidak Menghapus Pekerjaan, Tapi Mengubahnya

Laporan ini juga menekankan bahwa AI bukan ancaman langsung terhadap lapangan kerja. Sebaliknya, dua pertiga perusahaan yang memakai AI berencana menambah karyawan, terutama di bidang strategis, kreatif, dan yang melibatkan interaksi manusia.

6. Entry-Level Tetap Ada, Tapi Perlu Upgrade Skill

Posisi seperti asisten administrasi, legal associate, dan customer service agent disebut sangat terdampak oleh AI. Bukan berarti hilang, tapi peran mereka berubah dan menuntut keterampilan baru.

Jika pekerjaan Anda tergolong rutin dan berulang, ini waktu yang tepat untuk mulai belajar alat AI agar tetap relevan.

7. Di 2030, 70% Keterampilan Akan Berubah

Laporan ini memproyeksikan bahwa pada 2030, 70% keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan saat ini akan berbeda. Perubahan ini sangat cepat. Yang bertahan adalah mereka yang terus belajar dan fleksibel menghadapi perubahan.

Skill Jadi Mata Uang Baru

Tak lagi soal gelar atau jabatan, yang kini dicari perusahaan adalah kemampuan nyata Anda. Skill-based hiring terus meningkat dan menurut laporan ini, bisa memperluas akses ke peran terkait AI hingga delapan kali lipat lebih besar.

Jadi, kalau Anda ingin mempersiapkan karier yang tahan banting di masa depan, investasi terbaik adalah membangun literasi AI sejak sekarang. Gunakan tools seperti ChatGPT, eksplorasi Microsoft Copilot, dan jangan lupa latih juga komunikasi, empati, dan kreativitas Anda.

Halaman Selanjutnya
Artinya, hanya tahu AI ada tidak cukup. Kita perlu tahu cara memakainya untuk menyelesaikan masalah nyata, baik di level pekerjaan individu maupun strategi bisnis.
Halaman Selanjutnya