Liga Inggris Lawan Rasialisme, Seorang Penonton Liverpool Vs Bournemouth Diamankan

Premier League terus berperang melawan rasialisme. Polisi telah mengamankan pria yang diduga melakukan tindak rasialisme dalam laga Liverpool vs Bournemouth.
Laga pekan pertama Liga Inggris 2025-2026 Liverpool vs Bournemouth, Jumat (15/8/2025) sempat terhenti pada menit ke-29, menyusul dugaan tindak rasisme kepada Antoine Semenyo.
Wasit Anthony Taylor menghentikan laga selama sekitar tiga menit. Pertandingan harus terinterupsi karena adanya laporan dari pemain Bournemouth, Antoine Semenyo, yang mengaku jadi korban tindak rasialisme.
Anthony Taylor pun kemudian mendatangi pelatih dari dua kubu, Arne Slot (Liverpool) dan Andoni Iraola (Bournemouth), untuk memberi penjelasan.
Sang pengadil juga memanggil kapten kedua kubu, yakni Virgil van Dijk (Liverpool) dan Adam Smith (Bournemouth), untuk menjelaskan situasi.
"Pertandingan malam ini antara Liverpool Football Club dan AFC Bournemouth sempat dihentikan sementara pada babak pertama setelah adanya laporan dugaan pelecehan diskriminatif dari penonton yang ditujukan kepada Antoine Semenyo dari Bournemouth," tulis pernyataan resmi Premier League, dilansir dari ESPN.
"Ini sejalan dengan protokol anti-diskriminasi di lapangan milik Premier League. Insiden di Anfield ini kini akan diinvestigasi secara menyeluruh. Kami memberikan dukungan penuh kepada sang pemain dan kedua klub."
"Rasisme tidak punya tempat di sepak bola, atau di mana pun dalam masyarakat. Kami akan terus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan dan pihak berwenang untuk memastikan stadion menjadi lingkungan inklusif dan ramah bagi semua orang."
Seorang Pria Telah Diamankan
Kabar terbaru dari BBC menyatakan Kepolisian Merseyside pada Sabtu (16/8/2025) telah mengamankan seorang pria 47 tahun yang diduga melakukan tindak rasialisme kepada Semenyo.
Melalui sang Chief Executive, Premier League terus menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi rasialisme dalam sepak bola.
"Tidak ada pesepak bola Premier League yang seharusnya mengalami pelecehan semacam itu, baik di tempat kerja maupun secara daring. Penting bagi kita untuk terus menyuarakan hal ini," ujar Masters kepada BBC Sport.
"Ini masalah bagi masyarakat. Hal ini merembet ke dunia sepak bola, dan seharusnya tidak terjadi di stadion sepak bola. Seharusnya tidak terjadi secara daring."
"Ini membuat orang-orang seperti saya dan orang-orang sepak bola lainnya yang bertanggung jawab atas permainan ini berpikir dua kali tentang apa lagi yang bisa kami lakukan untuk memastikan hal-hal seperti ini tidak terjadi di masa mendatang.
"Jika Anda kedapatan menggunakan bahasa diskriminatif di dalam lapangan sepak bola, Anda akan dikeluarkan, kedua Anda akan dilarang, dan ketiga Anda dapat menghadapi tuntutan pidana," tutur Richard Masters.
Semenyo Berterima Kasih kepada Premier League
Adapun Antoine Semenyo telah bersuara sejak mengalami insiden di Anfield.
"Kejadian tadi malam di Anfield akan selalu terkenang dalam ingatan saya , bukan karena kata-kata satu orang, tetapi karena bagaimana seluruh keluarga sepak bola bersatu," ucapnya di Instagram.
"Kepada rekan-rekan setim saya di Bournemouth yang mendukung saya saat itu, kepada para pemain dan penggemar Liverpool yang menunjukkan karakter asli mereka, kepada para pejabat Premier League yang menanganinya secara profesional, terima kasih."
"Sepak bola menunjukkan sisi terbaiknya di saat-saat yang paling dibutuhkan," ucap penyerang asal Ghana itu.
Adapun laga Liverpool vs Bournemouth berakhir dengan kedudukan 4-2 untuk kemenangan tim tuan rumah.
Dwigol Semenyo sempat menyamakan kedudukan jadi 2-2. Namun, gol menit akhir Federico Chiesa (88') dan Mohamed Salah (90+4') memastikan kemenangan buat Liverpool.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!