Dubravka Korban Pertama Aturan Baru Premier League, Ini Penjelasannya

Tottenham Hotspur berhasil menang atas Burnley di pekan pertama Premier League 2025-2026 dengan skor telak 3-0.
Laga yang berlangsung di Tottenham Hotpur Stadium pada Sabtu (16/8/2025) malam itu berlangsung seru.
Brace cantik dari Richarlison di menit ke-10' dan 60' serta satu gol dari Brennan Johnson di menit ke-66' berhasil membawa The Lily White meraih tiga poin perdana mereka.
Kedua tim saling berbalas peluang emas meski Spurs mendominasi pertandingan.
Gol pertama tercipta di menit ke-10 lewat sepakan voli Richarlison memanfaatkan umpan lambung Mohammed Kudus sekaligus merubah skor menjadi 1-0.
Gol kedua Spurs baru terjadi di menit ke-60 lewat gol cantik dari Richarlison memanfaatkan umpan dari Kudus sekaligus menambah keunggulan menjadi 2-0.
Enam menit berselang, Brennan Johnson menambah keunggulan Spurs menjadi 3-0 lewat golnya memanfaatkan umpan dari Pape Mata Sarr.
Atas hasil ini, Tottenham berada di peringkat ke-3 dan Burnley di peringkat ke-18 klasemen sementara Premier League 2025-2026.
Korban Aturan Terbaru Premier League
Selain jual beli serangan yang terjadi, sorotan juga datang dari pelanggaran tak terduga oleh kiper Burnley, Martin Dubravka.
Saat pertandingan baru berjalan empat menit, Dubravka dianggap melakukan pelanggaran karena menahan bola lebih dari delapan detik.
Kiper asal Slovakia itu heran lantaran wasit tiba-tiba meniup peluit dan menunjuk sepak pojok.
Kejadian memalukan itu tentu tak mengherankan karena Premier League memang telah resmi memperkenalkan aturan baru yakni kiper harus mendistribusikan bola sebelum delapan detik.
Aturan Delapan Detik Kiper
Mengutip dari Sky Sports, Senin (18/8/2025), badan asosiasi sepak bola internasional (IFAB) baru saja mengeluarkan aturan baru untuk kiper.
Kiper yang terlalu lama memegang atau menguasai bola lebih dari delapan detik akan dihukum tendangan sudut.
Aturan ini telah disosialisasikan sejak Maret 2025 lalu.
Dalam keterangannya, IFAB menganggap kiper yang terlalu lama memegang bola akan membuat lawan kehilangan kesempatan menguasai bola kembali, mengingat kiper tidak boleh diganggu saat memegang bola.
Lebih lanjut, aturan ini sudah ada sejak 10 tahun lalu namun kebanyakan operator liga menolaknya.
"Sejauh ini, aturannya tidak dilakukan dan memang harus ada efek jera. Kami akan coba terus menerapkannya," kata Patrick Nelson, seorang anggota dewan IFAB pada 2024 lalu.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!