Blak-blakan, Marcus Rashford Ungkap Alasan Mengapa Manchester United Selalu Gagal Juara Premier League

Pemain pinjaman Barcelona, Marcus Rashford, telah menjelaskan kepada Manchester United mengapa mereka gagal memenangkan Premier League sejak kepergian Sir Alex Ferguson.
Penyerang tersebut bergabung dengan Barcelona dengan status pinjaman selama satu musim pada musim panas ini. Ia mengakui bahwa terluka oleh situasi Setan Merah, baik sebagai pemain maupun penggemar.
Pemain 27 itu memberikan penilaian jujur tentang apa yang salah di Old Trafford. Ia menyebutkan, bahwa pendekatan klub terkadang terlalu reaksioner.
Ia merasa klub telah memiliki pemain dan manajer yang bagus sejak ia bergabung. Namun, hal itu belum cukup untuk membuat tim menjuarai Premier League.
Saat wawancara di podcast The Rest is Football, Rashford mengatakan, setiap tim yang telah sukses selama periode waktu tertentu memiliki prinsip. Artinya, setiap pelatih atau pemain yang datang harus menyelaraskan atau menambahkan prinsip-prinsip tersebut.
"Terkadang, United sangat ingin menang. Jadi, kami akan selalu mencoba beradaptasi dan merekrut pemain yang sesuai dengan sistem ini, tetapi itu reaksioner. Jika arah Anda selalu berubah, maka tidak bisa berharap memenangkan liga," ujarnya.
"Kami telah jauh di bawah performa United yang kami anggap, tetapi jika Anda mundur selangkah, yang telah saya lakukan selama enam bulan terakhir, apa yang Anda harapkan?"
Rashford telah mencetak 138 gol dalam 426 pertandingan untuk Manchester United, sebelum dipinjamkan ke Aston Villa pada Januari lalu.
Kepergiannya untuk kedua kalinya telah mendorong Setan Merah merombak lini serang mereka di bawah asuhan Ruben Amorim. Pelatih asal Portugal itu membawa klub finis di posisi ke-15 klasemen Premier League di musim pertamanya.
Namun, Rashford yakin Setan Merah perlu berkomitmen penuh pada masa transisi jika ingin bersaing di puncak klasemen.
"Orang-orang bilang kita sudah berada dalam masa transisi selama bertahun-tahun. Untuk berada dalam masa transisi, kita harus memulainya. Transisi yang sebenarnya belum dimulai," tambahnya.
"Ketika Liverpool mengalami masa-masa ini, mereka merekrut Jurgen Klopp dan tetap mempertahankannya. Mereka tidak menang di awal. Orang-orang hanya mengingat tahun-tahun terakhirnya ketika ia berkompetisi dengan City dan memenangkan trofi-trofi terbesar." (sof)