Hebat, Xiaomi Makin Meroket! Ponsel Favorit Anak Muda Ini Bikin Realme & Infinix Keteteran

Persaingan merek smartphone di Indonesia semakin ketat. Nama-nama besar seperti Oppo, Samsung, Realme, hingga Infinix berlomba-lomba menarik perhatian pengguna lewat produk terbaru mereka. Namun, jika menilik data terbaru, posisi Xiaomi tampak lebih unggul dalam merebut hati masyarakat Indonesia.
Pangsa Pasar: Xiaomi Terus Menguat
Pada kuartal pertama 2025, riset Canalys mencatat bahwa Xiaomi berhasil menguasai 19,5 persen pangsa pasar smartphone di Indonesia. Angka ini menempatkan Xiaomi di posisi teratas. Sementara itu, Transsion—induk dari merek Infinix, Tecno, dan itel—berada di posisi kedua dengan 17,4 persen.
Memasuki kuartal kedua 2025, data dari Tabengan menunjukkan dominasi Xiaomi semakin kuat. Merek asal Tiongkok ini mampu meraih 21 persen pangsa pasar, jauh meninggalkan Realme yang hanya mencatat 12 persen. Adapun merek lain, termasuk Infinix, tergabung dalam kategori “lainnya” dengan total pangsa sekitar 15 persen.
Jika melihat ke belakang, posisi Xiaomi pada 2024 sempat turun. Menurut laporan IDC, Transsion menjadi pemimpin pasar sepanjang tahun 2024 dengan 18,3 persen, disusul oleh Oppo dan Samsung. Xiaomi saat itu harus puas berada di posisi keempat dengan 16,5 persen. Namun, situasi berubah di awal 2025, ketika Xiaomi berhasil melakukan lonjakan besar dan kembali ke puncak.
Sementara itu, laporan Counterpoint pada kuartal kedua 2024 juga mencatat hal serupa. Xiaomi menguasai 18,1 persen, Realme berada di angka 10,3 persen, sedangkan Infinix mencatat 9,8 persen. Data ini menunjukkan bahwa konsistensi Xiaomi dalam menjaga posisi atas tidak terjadi secara kebetulan, melainkan karena strategi bisnis yang efektif.
Mengapa Xiaomi Lebih Diminati?
Keunggulan Xiaomi dibanding Realme atau Infinix bukan hanya soal angka penjualan. Ada sejumlah faktor yang membuat merek ini lebih menonjol di mata konsumen Indonesia.
Produk Lengkap dan Harga Terjangkau
Xiaomi dikenal dengan portofolio produknya yang sangat beragam. Mulai dari ponsel entry-level yang ramah di kantong, hingga seri flagship dengan teknologi mutakhir, semuanya tersedia. Contohnya, Redmi A5 untuk kelas pemula, Redmi Note 14 Series untuk segmen menengah, hingga Xiaomi 15 Series hasil kolaborasi dengan Leica yang menargetkan pengguna premium. Dengan variasi ini, Xiaomi mampu menjangkau semua kalangan konsumen.Strategi Harga dan Promosi Agresif
Salah satu strategi andalan Xiaomi adalah menawarkan ponsel dengan harga kompetitif. Tak hanya itu, perusahaan ini juga rajin menggelar promosi, baik secara online maupun offline. Pada kuartal pertama 2025, penjualan ponsel Xiaomi di segmen harga di bawah 100 dolar AS (sekitar Rp1,6 juta) bahkan meningkat hingga 35 persen. Angka tersebut jelas menunjukkan bahwa strategi diskon dan bundling efektif mendongkrak penjualan.Distribusi dan Layanan Purna Jual yang Kuat
Xiaomi telah membangun jaringan distribusi yang luas di Indonesia. Tak hanya melalui toko resmi, tetapi juga lewat platform e-commerce dan gerai offline. Dukungan purna jual seperti ketersediaan service center resmi juga membuat konsumen merasa lebih aman ketika membeli produk Xiaomi. Hal ini menjadi keunggulan yang tidak selalu dimiliki oleh merek lain.Marketing dan Inovasi yang Relevan
Filosofi Xiaomi yang berbunyi “Innovation for Everyone” terbukti berhasil. Produk yang mereka rilis selalu menyesuaikan dengan tren kebutuhan pasar, seperti kamera dengan kualitas tinggi, performa gaming yang mumpuni, hingga fitur modern seperti kecerdasan buatan (AI) dan jaringan 5G. Kehadiran fitur-fitur tersebut membuat Xiaomi semakin relevan di mata konsumen muda yang melek teknologi.Dukungan Komunitas dan Custom ROM
Keunggulan lain yang jarang dimiliki pesaing adalah komunitas pengguna Xiaomi yang sangat aktif. Banyak penggemar Xiaomi suka melakukan modifikasi perangkat menggunakan custom ROM. Ekosistem inilah yang menambah daya tarik bagi konsumen yang hobi mengutak-atik gadget, sesuatu yang tidak dimiliki Realme maupun Infinix dengan kekuatan yang sama.
Tantangan untuk Realme dan Infinix
Di sisi lain, Realme dan Infinix sebenarnya juga memiliki kelebihan masing-masing. Realme cukup dikenal dengan antarmuka yang bersih dan minim iklan. Sementara itu, Infinix populer berkat ponsel dengan harga terjangkau. Namun, keduanya masih memiliki keterbatasan.
Realme, meskipun potensial, belum mampu menyaingi distribusi dan promosi masif Xiaomi. Sedangkan Infinix, meski menawarkan harga murah, masih menghadapi tantangan dalam membangun brand awareness yang kuat di pasar Indonesia.
Menariknya, baik Xiaomi maupun Infinix sama-sama mendapat kritik dari pengguna terkait banyaknya iklan di antarmuka sistem. Namun, sebagian besar konsumen menilai Xiaomi tetap unggul karena memiliki ekosistem modding yang lebih matang dan dukungan komunitas yang lebih besar.
Gambaran Perbandingan
Untuk memudahkan, berikut rangkuman pangsa pasar kuartal kedua 2025:
Xiaomi berada di puncak dengan sekitar 21 persen. Kelebihannya terletak pada variasi produk yang luas, strategi promosi agresif, distribusi merata, serta dukungan komunitas yang kuat.
Realme berada di posisi tengah dengan pangsa pasar 12 persen. Potensinya cukup besar, tetapi jaringan distribusi dan promosi masih terbatas.
Infinix masuk dalam kelompok “lainnya” dengan total pangsa kurang dari 15 persen. Keunggulannya ada pada harga yang ramah di kantong, namun brand awareness serta dukungan purna jual masih kalah dibanding Xiaomi.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Xiaomi berhasil memanfaatkan kombinasi strategi harga, distribusi, inovasi produk, serta dukungan komunitas untuk mempertahankan dominasinya. Sementara itu, Realme dan Infinix masih perlu memperkuat identitas merek serta memperluas jaringan distribusi jika ingin menantang posisi Xiaomi.
Dengan tren yang terus berubah dan persaingan semakin ketat, menarik untuk ditunggu bagaimana strategi masing-masing merek pada paruh kedua 2025. Namun, untuk saat ini, jelas bahwa Xiaomi masih menjadi primadona di pasar smartphone Indonesia.