Outfit Atalia Praratya Rayakan Ultah Anaknya, Kebaya Hitam dan Kain Batik

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Atalia Praratya terlihat elegan memakai kebaya berwarna hitam saat merayakan ulang tahun anaknya, Camillia Laetitia Azzahra pada Minggu (17/8/2025).
"Kamu adalah alasan kenapa mamah sekuat hari ini... Selamat ulang tahun ke 21, Zara sayang.." tulis Atalia di akun Instagramnya @ataliapr, dilansir Kamis (21/8/2025).
Outfit Atalia Praratya, pakai kebaya hitam
Padukan kebaya kutubaru dengan batik
Dalam unggahannya tersebut, Atalia memperlihatkan kekompakkan dirinya dengan Camillia yang sama-sama mengenakan kebaya kutubaru.
Atalia tampak memakai kebaya kutubaru yang dihiasi dengan sebuah bros berwarna emas dan perak di dada.
Potongan kebaya berlengan panjang ini mengikuti bentuk tubuh sehingga membuat istri Ridwan Kamil ini terlihat lebih ramping.
Kebaya terlihat lebih menarik ketika dipadukan dengan hijab lilit putih yang ia kenakan. Warnanya membuat kebaya lebih mencolok.
Sebagai bawahan, Atalia mengenakan kain batik motif mega mendung atau megamendung dengan warna dasar hitam dan outline berwarna putih. Bentuk kainnya yang melebar di bagian bawah semakin mempertegas siluet kebaya yang ramping.
Makna batik mega mendung yang diapakai Atalia
Perpaduan budaya China dan Cirebon
Terkait motif batik yang digunakan oleh Atalia, ciri khas mega mendung adalah pola garis awan dengan bentuk yang agak lonjong, dengan komposisi warna dasar merah dan biru, yang menggunakan tujuh gradasi warna.
Namun, seiring berjalannya waktu, warna yang ditampilkan semakin bervariasi. Salah satunya ada perpaduan warna hitam dan putih yang dikenakan Atalia.
Batik mega mendung melambangkan pertemuan kebudayaan China dan Cirebon, Jawa Barat, pada masa Sunan Gunung Jati, dilaporkan oleh , Rabu (21/10/2020).
Sebab, kala itu banyak saudagar dari China berdatangan ke Indonesia. Mereka turut membawa keramik-keramik berhiaskan gambar awan dan dedaunan.
Sementara itu, banyak simbol atau lambang dari tanah dan bebatuan di tanah Cirebon. Akhirnya, keduanya bertemu dan disatukan sehingga membentuk karakteristik tersendiri.
Perpaduan itu menjadi ciri khas dalam kebudayaan Cirebon, dan memunculkan motif batik megamendung, selain motif batik wadasan.
Adapun motif megamendung juga terinspirasi dari bentuk awan pada genangan air hujan dan cuaca mendung.
Secara harfiah, arti "megamendung" adalah semesta langit yang menaungi bumi dan segala isinya. Dianggap pula sebagai simbol Ketuhanan, megamendung mengajarkan tentang kehidupan yang mengingatkan manusia agar memperkuat sikap religius.
Arti lainnya adalah agar seseorang bisa tetap sejuk dan tenang, meski sedang marah. Ibaratnya seperti cuaca mendung yang membawa kesejukan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!