Kebaya Kutubaru, Modifikasi Kebaya Kartini yang Tak Lekang oleh Zaman

Kebaya kutubaru atau kutu baru termasuk jenis kebaya yang paling populer di kalangan masyarakat karena desainnya yang modis.
Tersedia dalam berbagai warna, kebaya kutubaru tidak terlalu mentereng seperti kebaya encim yang khas dengan warna-warna cerahnya.
Di balik desainnya yang modern, ternyata kebaya kutubaru adalah modifikasi dari kebaya kartini, yang merupakan jenis kebaya yang paling mendasar dari segi bentuk potongan kebaya.
Berikut sejarah lengkap kebaya kutubaru, seperti yang tertera dalam buku “Kebaya Kaya Gaya, Selaras Mengikuti Zaman” (2024) karya para pegiat kebaya Atie Nitiasmoro, Indiah Marsaban, Rini Kusumawati, Elvy Yusanti, dan Tingka Adiati.
Mengenal kebaya kutubaru
Modifikasi dari kebaya kartini, memudahkan ibu menyusui
Penampilan Puteri Indonesia Sophie Kirana dalam balutan kebaya Kutubaru di Miss International 2024. Kebaya kutubaru punya sejarah panjang dari modifikasi kebaya kartini hingga dikenakan Ibu Negara Republik Indonesia. Simak selengkapnya.
Sama seperti kebaya kartini, kebaya kutubaru juga termasuk sebagai kebaya klasik. Namun, bentuknya merupakan modifikasi dari kebaya kartini yang sangat mendasar.
“Kebaya kartini dimodifikasi dengan penambahan bahan berbentuk persegi di bagian tengah dada, yang menghubungkan badan kebaya sisi kiri dan kanan dengan kancing atau peniti,” tulis buku “Kebaya Kaya Gaya, Selaras Mengikuti Zaman” (2024).
Adapun bahan berbentuk persegi itu sering disebut sebagai bef.
Untuk desainnya, kebaya kutubaru klasik memiliki lengan panjang, dengan bagian pergelangan tangan lurus alias tidak lebar.
Biasanya kebaya kutubaru dipadukan dengan bawahan berupa jarik atau kain batik panjang, yang dililitkan stagen yakni kain panjang yang dililit di pinggang untuk menahan jarik.
“Kebaya kutubaru sering diidentikkan dengan pakaian perempuan Jawa karena jejak model kebayanya dimulai dari kalangan keraton di Jawa Tengah,” tulis buku “Kebaya Kaya Gaya, Selaras Mengikuti Zaman” (2024).
Beberapa sumber menyebutkan, modifikasi kebaya kartini menjadi kutubaru diperkirakan berkaitan dengan kodrat perempuan yakni menyusui. Supaya lebih mudah untuk menyusui, kebaya memerlukan bukaan depan.
Modifikasi dari kemben
Artis peran dan penyanyi Maudy Ayunda, mengenakan kebaya kutu baru warna merah saat acara kelulusan dari Stanford University, Stanford, California, AS. Kebaya kutubaru punya sejarah panjang dari modifikasi kebaya kartini hingga dipakai Ibu Negara Republik Indonesia dan selebritas. Simak selengkapnya.
Masih terkait modifikasi, kebaya kutubaru juga dikatakan sebagai modifikasi dari kemben yang digunakan dalam kebaya, yang mana kebaya biasanya dibiarkan terbuka.
Sebelum mengenal kebaya kutubaru, para perempuan di Surakarta menggunakan jarik dan kemben, juga disebut dodot, untuk pakaian sehari-hari.
“Dengan alasan estetika, kemben ditutup dengan bef. Dalam perkembangan model kebaya pada awal abad ke-20, kebaya model Kartini ditambah dengan bef sehingga lebih terbuka di bagian leher,” seperti yang tertulis dalam “Kebaya Kaya Gaya, Selaras Mengikuti Zaman” (2024)
Ukuran bef
Kebaya kutubaru modern memiliki dua jenis berdasarkan ukuran bef: Kebaya dengan bef panjang dan kebaya dengan bef pendek.
Untuk kebaya dengan bef sampai batas bawah pusar, penggunaannya tidak memerlukan angkin atau penutup stagen, sedangkan bef di atas pusar biasanya memerlukannya.
Kendati demikian, saat ini stagen panjang sudah jarang digunakan. Biasanya, pengguna menggantinya dengan bustier atau long torso.
Di sisi lain, angkin masih digunakan sebagai aksen karena warnanya kontras dengan kebaya. Fungsinya juga untuk menyempurnakan siluet tubuh.
Perkembangan kebaya kutubaru
Ada perbedaan kelas sosial
Ketua PBI Bogor, Sita menjelaskan Kebaya Kutubaru identik dengan bef dibagian dada. Kebaya kutubaru punya sejarah panjang dari modifikasi kebaya kartini hingga dipakai Ibu Negara Republik Indonesia dan selebritas. Simak selengkapnya.
Dahulu, pernah ada perbedaan kelas sosial dalam pemakaian kebaya kutubaru. Perbedaan ini terlihat dari bahan dasar kain dan aksesori yang digunakan.
Untuk kebaya yang pakem atau standar untuk kaum bangsawan, misalnya, bahannya terbuat dari sutra, brokat, atau beludru. Bawahannya adalah kain batik tulis.
“Arah melilitkan kain batik juga harus diperhatikan agar tidak salah, yaitu melingkari badan dari kiri ke kanan, dan wiron atau lipatan kecil di tengah kain batik, diposisikan agar ke arah kiri badan,” tulis buku “Kebaya Kaya Gaya, Selaras Mengikuti Zaman” (2024).
Dengan begitu, letak wiron tidak berada di tengah, tetapi lebih condong di atas paha kiri penggunanya. Untuk melengkapi tampilan, sampirkan selendang di bahu.
Sempat mengalami pasang surut
8 koleksi kebaya milik Tien Soeharto dipamerkan dalam Perayaan Hari Kebaya Nasional di Istora Senayan, Rabu (24/7/2024). Kebaya kutubaru punya sejarah panjang dari modifikasi kebaya kartini hingga dipakai Ibu Negara Republik Indonesia dan selebritas. Simak selengkapnya.
Saat ini, kebaya kutubaru memang model yang paling populer dibandingkan dengan model kebaya lainnya. Namun, bukan berarti kebaya kutubaru selalu “di atas”.
Kebaya ini pernah mengalami pasang surut, sebelum kembali populer karena digunakan oleh Tien Soeharto.
Sosok yang akrab disapa Bu Tien ini sering memakainya dalam berbagai acara resmi ketika menjabat sebagai Ibu Negara sepanjang tahun 1968-1994.
“Diikuti oleh Ibu Negara selanjutnya, Sinta Nuriah Wahid, Ani Yudhoyono, dan Iriana Joko Widodo, serta Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri,” tulis buku “Kebaya Kaya Gaya, Selaras Mengikuti Zaman” (2024).
Kebaya kutubaru kembali mengalami modifikasi?
Memasuki tahun 2000-an, kebaya kutubaru kembali mengalami modifikasi, baik dari segi bahan maupun pola potongan kebaya.
Terlepas dari banyaknya modifikasi yang terjadi, ciri khasnya tetap sama yaitu kebaya dengan bef, berlengan, dan memiliki kerah yang dilipat.
Namun, penggunaannya saat ini lebih praktis.
“Semula dikenakan dengan kain batik dan stagen, kini kebaya kontemporer bisa dikenakan dengan berbagai bawahan model rok yang lebih sederhana,” tulis buku “Kebaya Kaya Gaya, Selaras Mengikuti Zaman” (2024).
Dengan demikian,k ebaya kutubaru lebih dari sekadar busana tradisional. Kebaya ini merupakan warisan budaya yang terus berevolusi mengikuti zaman. D
ari modifikasi kebaya kartini hingga kembali populer pada era modern, kebaya kutubaru menunjukkan bahwa nilai budaya bisa tetap hidup meski terus beradaptasi dengan gaya hidup masa kini.