Rupiah Tancap Gas, Menguat 1,29 Persen di Agustus 2025 Lawan Dolar AS

Stabilitas ekonomi Indonesia kembali menunjukkan tren positif di tengah dinamika global yang penuh tantangan. Setelah mencatat inflasi yang terkendali pada Juli 2025, kini kabar baik datang dari pasar valuta asing.
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Agustus 2025 mengalami penguatan yang cukup signifikan.
Momentum ini menjadi sinyal bahwa kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas moneter mulai membuahkan hasil.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia, Juli Budi Winantya, menegaskan bahwa pengendalian inflasi tetap menjadi salah satu kunci dalam menjaga stabilitas perekonomian.
“Inflasi yang tetap terjaga rendah mendukung stabilitas perekonomian,” ujar Juli di DIY Yogyakarta, Jawa Tengah, Jumat, 22 Agustus 2025.
Pada Juli 2025, inflasi IHK tercatat rendah sebesar 2,37% (yoy) yang ditopang oleh menurunnya administered prices (AP) serta terkendalinya inflasi volatile food (VF).
Lebih lanjut, Juli Budi Winantya menjelaskan bahwa inflasi inti turun menjadi 2,32% (yoy), dipengaruhi konsistensi suku bunga kebijakan moneter dalam mengarahkan ekspektasi inflasi sesuai dengan sasarannya serta imported inflation dan harga pangan global yang lebih stabil.
Kondisi ini semakin diperkuat oleh terjaganya pasokan pangan domestik.
“Inflasi kelompok VF terkendali sebesar 3,82% (yoy) didukung oleh terjaganya kecukupan pasokan komoditas pangan utama dan eratnya sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” ungkapnya.
Diskusi ‘Mempertahankan Stabilitas, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi’ bersama BI
Diskusi ‘Mempertahankan Stabilitas, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi’ bersama BI
Penguatan ini tidak lepas dari aliran masuk modal asing, terutama ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN), serta meningkatnya konversi valuta asing hasil ekspor ke Rupiah berkat kebijakan Pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Bank Indonesia juga terus memperkuat strategi operasi moneternya melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Langkah tersebut ditujukan untuk menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter, sekaligus menarik aliran modal portofolio asing.
Data terbaru menunjukkan bahwa suku bunga INDONIA turun dari 5,14% sebelum pengumuman penurunan BI-Rate pada Juli menjadi 4,78% per 19 Agustus 2025.
Imbal hasil SBN tenor 2 tahun ikut menurun dari 5,86% menjadi 5,54%, dan tenor 10 tahun dari 6,56% menjadi 6,40%.
Dengan inflasi yang terjaga rendah, sinergi erat kebijakan fiskal dan moneter, serta Rupiah yang terus menguat, Bank Indonesia optimistis stabilitas ekonomi nasional tetap terjaga.
Ke depan, BI memproyeksikan Rupiah tetap stabil dengan kecenderungan menguat, ditopang oleh imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, serta prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik.
Dengan kombinasi faktor tersebut, optimisme terhadap ekonomi nasional kian menguat, menegaskan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjaga daya tahan di tengah ketidakpastian global.