Bukan Pekerja Kantoran, Ternyata Profesi Ini yang Paling Sulit Digantikan AI

Kecerdasan buatan (AI) semakin mendominasi berbagai aspek pekerjaan modern. Mulai dari layanan pelanggan, penjualan, hingga pekerjaan administratif, banyak perusahaan kini memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa sebagian besar pekerjaan akan digantikan mesin pintar dalam waktu dekat.
Namun, sebuah studi baru dari Microsoft justru memberikan temuan yang berbeda. Tidak semua profesi terancam digantikan AI, bahkan ada beberapa bidang pekerjaan yang nyaris aman dari dampak teknologi ini.
Salah satunya adalah sopir truk, yang ternyata termasuk dalam daftar profesi dengan risiko paling kecil terhadap adopsi AI. Kenapa?
Melansir dari Tech Co, Kamis, 28 Agustus 2025, laporan Microsoft menyebut bahwa sopir truk adalah salah satu profesi yang paling sedikit terdampak AI. Studi yang menganalisis percakapan pengguna Bing Copilot pada 2024 ini menemukan bahwa pekerja di bidang transportasi dan logistik, tidak banyak menggunakan AI untuk membantu menyelesaikan tugas sehari-hari.

Ilustrasi truk di jalan basah
Meskipun demikian, faktanya, industri logistik tengah memanfaatkan kemajuan AI dan bersiap menyambut era truk otonom dalam satu atau dua dekade mendatang. “Operator truk industri dan traktor tidak beralih ke AI untuk membantu mereka menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah seperti yang dilakukan profesi lain,” demikian laporan tersebut seperti dikutip pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Di sisi lain, industri logistik sendiri sedang berada di titik kritis, terutama karena kekurangan tenaga kerja terampil. Dalam laporan Moving Goods With Fewer Hands, disebutkan bahwa salah satu hambatan terbesar dalam perekrutan adalah minimnya pelamar yang memenuhi kualifikasi.
Namun, berbeda dengan sektor lain, perusahaan logistik tidak bisa sepenuhnya mengandalkan AI untuk menutup kekurangan tersebut.
Studi Microsoft dan Skor Keterpaparan AI
Studi berjudul Working with AI: Measuring the Occupational Implications of Generative AI menganalisis 200.000 percakapan anonim pengguna Bing Copilot dan memanfaatkan sistem klasifikasi pekerjaan pemerintah federal untuk menyusun skor keterpaparan AI di berbagai profesi.
Hasilnya, operator atau sopir truk dan traktor industri, berada di antara pekerja yang paling kecil kemungkinan mencari bantuan langsung dari AI, bersama dengan pembuat ban, asisten bedah, terapis pijat, dan tukang beton.
Peneliti menekankan bahwa data ini tidak menunjukkan adanya penggantian pekerjaan secara langsung, melainkan memperlihatkan sejauh mana kemampuan AI tumpang tindih dengan aktivitas kerja. Dengan kata lain, spesifikasi pekerjaan bisa saja berubah tergantung kemampuan AI di masa depan.
Pekerjaan Berbasis Pengetahuan Paling Berisiko
Sebaliknya, studi ini juga menyoroti bahwa pekerjaan berbasis komunikasi dan pengetahuan adalah yang paling berisiko digantikan AI. Sebanyak 25 pekerjaan yang dianggap paling mungkin digantikan AI termasuk penerjemah, sejarawan, pramugara, tenaga penjual, dan lainnya.
Hal ini tidak mengejutkan, mengingat banyak perusahaan besar sudah mulai menggantikan pekerja dengan AI. Google, misalnya, dilaporkan telah melakukan PHK di divisi iklan sembari memperluas penggunaan AI di layanan pelanggan dan proses penjualan.
Pekerjaan berbasis pengetahuan dan peran yang berputar di sekitar komunikasi mendominasi daftar profesi yang berisiko. Sebaliknya, pekerjaan yang dibangun di sekitar tenaga fisik, kehadiran langsung, atau pengoperasian mesin, berada di posisi paling rendah.