Tak Hanya Karyawan Kantoran, Pekerja Blue-Collar Juga Mulai Pakai AI untuk Kerja Sehari-hari

Ilustrasi robot.
Ilustrasi robot.

 Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, dunia kerja global terus mengalami transformasi. Tidak hanya pekerja kantoran yang mulai memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), kini giliran pekerja blue-collar yang mulai mengadopsi teknologi ini dalam keseharian mereka. 

Perubahan ini menunjukkan bahwa AI, yang dulu identik dengan pekerjaan white-collar, kini mulai merambah lini produksi, pabrik, dan lapangan kerja yang sebelumnya jarang tersentuh teknologi digital.

Tren ini semakin relevan di India, di mana tenaga kerja menghadapi perubahan besar dalam cara pekerjaan dilakukan. Integrasi teknologi baru, terutama Generative AI dan Agentic AI, menunjukkan bahwa AI bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan keterampilan karier yang penting. 

Mulai dari peluang promosi hingga keamanan pekerjaan di masa depan, kemampuan menggunakan AI kini menjadi faktor penentu kesuksesan profesional. Berikut informasinya seperti dirangkum dari India Today, Rabu, 20 Agustus 2025.

Pekerja Blue-Collar Mulai Menggunakan AI

Ilustrasi pekerja asing di Singapura

Ilustrasi pekerja asing di Singapura

Menurut studi terbaru oleh platform pekerjaan Indeed, The Work Ahead Report, hampir 2 dari 10 pekerja blue-collar sudah menggunakan alat AI untuk mendukung tugas sehari-hari mereka. 

Survei ini mencakup lebih dari 3.000 profesional dari berbagai bidang, baik kerah putih maupun pekerja kerah biru. Hasilnya menunjukkan bahwa 43% responden merasa percaya diri dengan teknologi yang mereka harapkan akan digunakan dalam 2–5 tahun mendatang.

“Pekerja yang membangun keterampilan AI akan berada pada posisi lebih baik untuk mendapatkan gaji lebih tinggi, promosi, dan peran di masa depan,” ujar Sashi Kumar, Kepala Penjualan Indeed India. 

“Meningkatnya minat pada Agentic AI menunjukkan bahwa orang tidak hanya merespons perubahan, tetapi mencoba memimpinnya.”

Profesional Menengah Memimpin Adopsi AI

Kepercayaan diri tertinggi justru dimiliki oleh pekerja menengah berusia 35–54 tahun. Hampir setengah dari kelompok ini, 49%, melaporkan kesiapan menghadapi tempat kerja yang dipimpin AI. Menariknya, tingkat keyakinan mereka lebih tinggi dibandingkan pekerja muda berusia 18–24 tahun. 

Namun, kesiapan ini datang dengan kebutuhan akan pelatihan tambahan. Lebih dari separuh responden menengah (56%) menyatakan ingin mendapatkan dukungan pembelajaran lebih banyak agar tetap relevan di dunia kerja, dibandingkan hanya 41% di kalangan pekerja muda.

Tujuannya sangat praktis, meningkatkan efisiensi, tetap relevan di peran yang berubah, dan mendorong kemajuan karier. Meski begitu, kecemasan tetap ada. Sekitar sepertiga pekerja mengaku khawatir tentang keamanan pekerjaan jika tidak mampu mengikuti perubahan teknologi.

AI dalam Pekerjaan Sehari-hari

Laporan ini menekankan bahwa AI telah melampaui sekadar tren atau hype. Sepertiga pekerja yang disurvei mengaku akan menggunakan Generative AI secara rutin, sementara seperempat lainnya bersiap untuk mengadopsi Agentic AI, sistem yang mampu menangani tugas kompleks tanpa pengawasan manusia terus-menerus. 

Bahkan di kalangan pekerja blue-collar, perubahan ini mulai terlihat. Tujuh dari sepuluh mengatakan teknologi sudah membantu pekerjaan mereka, dan dua dari sepuluh langsung menggunakan alat AI.

Mulai dari otomatisasi pekerjaan administratif hingga membantu interaksi dengan pelanggan, teknologi ini merambah peran yang sebelumnya dianggap “bebas digitalisasi.”

Kebutuhan Tenaga Kerja Akan Dukungan AI

Selain sadar akan perkembangan ini, tenaga kerja juga meminta dukungan spesifik. Hampir 29% ingin mengikuti program online mandiri untuk memperkuat keterampilan AI. 

Selain itu, beberapa pekerja berharap perusahaan menyediakan waktu selama jam kerja untuk pelatihan terstruktur. Studi ini menandai titik balik penting: AI bukan lagi alat opsional di pasar kerja India, melainkan keterampilan dasar yang wajib dimiliki untuk memastikan peluang kerja dan pertumbuhan karier. 

Bagi pekerja yang mampu memanfaatkan teknologi ini dengan baik, prospek promosi dan gaji yang lebih tinggi kini semakin terbuka.