Riset Google: 87 Persen Pengembang Game Pakai Agen AI untuk Efisiensi

Game, developer, survei, developer game, pengembang game, Google Cloud, penggunaan AI, developer game pakai AI, Riset Google: 87 Persen Pengembang Game Pakai Agen AI untuk Efisiensi

Hampir 90 persen pengembang (developer) diketahui menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membuat game. 

Hal ini ditemukan dalam sebuah survei terbaru yang dirilis Google Cloud dan firma riset pasar asal AS, The Harris Poll pekan ini.

Riset tersebut mensurvei sekitar 615 pengembang game yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Norwegia, Finlandia, dan Swedia pada 20 Juni hingga 9 Juli 2025 kemarin.

Survei itu menemukan, sebanyak 87 persen pengembang game menggunakan agen AI untuk berbagai tugas dan proses produksi. 

Agen AI merupakan AI yang bisa menjalankan tugas tertentu sampai selesai, tanpa harus selalu diarahkan atau dibantu manusia. 

Dari jumlah yang nyaris 90 persen ini, sekitar 44 persen developer game yang disurvei mengaku memakai agen AI untuk mengoptimalkan konten dan memproses data berupa teks, suara, kode, audio, hingga video dengan cepat dan efisien.

Kemudian, sekitar 33-38 persen responden menyebut agen AI dibutuhkan untuk membuat tutorial, menyeimbangkan mekanisme di dalam game (gameplay), moderasi konten, interaksi lingkungan, peningkatan audio dan visual, dan lain sebagainya. 

Game, developer, survei, developer game, pengembang game, Google Cloud, penggunaan AI, developer game pakai AI, Riset Google: 87 Persen Pengembang Game Pakai Agen AI untuk Efisiensi

Survei Google Cloud yang mengeklaim AI mengubah proses kerja tim dalam pengembangan game.

Evolusi tanggung jawab kerja

Selain untuk efisiensi, Google Cloud juga mencatat, penerapan AI telah mengubah susunan dan tanggung jawab kerja tim pengembang suatu game.

Sekitar 62 persen responden menyebut pemakaian AI ini memicu munculnya peran baru yang berfokus pada AI. Sementara itu, 56 persen responden menyatakan bahwa peran lama kini ikut berevolusi dengan tugas-tugas berbasis AI.

Dalam proses manajemen sumber daya, lebih dari 80 persen responden yakin bahwa AI dapat mempercepat proses kolaborasi dalam pengerjaan sebuah game.

Hal ini mencakup problem solving (84 persen), quality control dan testing (83 persen), pemikiran ide baru (brainstorming), dan lain sebagainya. 

Di masa depan, sekitar 94 persen developer percaya bahwa kehadiran AI dapat mengurangi biaya produksi game dalam jangka panjang (pembuatan game yang memakan waktu lebih dari tiga tahun).

Lalu, 40 persen developer game yang disurvei Google percaya bahwa AI dapat menghasilkan model bisnis atau strategi baru terkait pengembangan atau proyek pembuatan game. 

Meski banyak yang menganggap AI dapat berperan positif dalam pengembangan game, adopsi AI di industri game ini tidak lepas dari kekhawatiran dan isu negatif dari sisi developer.

Game, developer, survei, developer game, pengembang game, Google Cloud, penggunaan AI, developer game pakai AI, Riset Google: 87 Persen Pengembang Game Pakai Agen AI untuk Efisiensi

Kehadiran AI di produksi game yang memiliki sisi negatif.

Sebanyak 63 persen developer menyoroti isu kepemilikan data, termasuk privasi data pemain (35 persen), lisensi pembuatan game yang tidak jelas (32 persen), hingga kepemilikan atas konten yang dihasilkan AI (32 persen).

Hambatan utama lainnya terkait pemakaian AI di produksi game adalah sulitnya mengukur keberhasilan implementasi teknologi tersebut (25 persen), hingga tingginya biaya integrasi (24 persen) dan keterbatasan data yang dapat diakses AI (23 persen).

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Selasa (19/8/2025), survei tentang AI ini dirilis di tengah kondisi industri game yang dilanda badai pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Menurut beberapa laporan, sepanjang 2022-2025, sudah ada sekitar lebih dari 35.000 orang di industri game yang terkena PHK.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!