Google Cloud Bikin Pusat Operasi Keamanan di Indonesia, Didukug AI dan Berbasis Intelijen

Google Cloud Bikin Pusat Operasi Keamanan di Indonesia, Didukug AI dan Berbasis Intelijen

Google Cloud, layanan komputasi awan yang ditawarkan oleh Google, meluncurkan Pusat Operasi Keamanan (Security Operations Center/SOC).

Pusat Operasi Keamanan ini adalah Data Region Operasi Keamanan Google Cloud di Indonesia yang dihosting pusat data mereka di Jakarta.

"Itu adalah komitmen kami Google Cloud terhadap pentingnya ketahanan siber (di Indonesia),” kata ountry Director Indonesia, Google Cloud, Fanly Tanto, di Jakarta, Kamis.

Data region tersebut memungkinkan lebih banyak organisasi di Indonesia, termasuk lembaga pemerintah dan perusahaan industri untuk dapat memanfaatkan platform Operasi Keamanan Google yang didukung oleh AI dan berbasis intelijen, sambil tetap mematuhi persyaratan lokal terkait residensi data mereka.

Google juga melakukan program “Indonesia BERDaiA untuk Keamanan Siber” untuk mendukung SOC yang bekerja sama dengan lima partner untuk melakukan penilaian independen terhadap organisasi terkait upaya keamanan siber.

Setelah penilaian independen tersebut, kata Fanty, pihak Google akan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan postur keamanan terhadap organisasi tersebut, dan melakukan edukasi terkait tenaga kerja untuk mengatasi “talent gap” di area keamanan siber.

Dengan peluncuran SOC di Indonesia, maka data-data yang akan digunakan untuk meningkatkan keamanan siber perusahaan akan tetap berada di Indonesia.

"Ini untuk yang regulated companies dan enterprises yang memang sangat ketat karena ingin datanya hanya berada di Indonesia, kami (dapat) memenuhi hal tersebut," katanya.

Solution Consultant, Security, Indonesia, dari Google Cloud, Marcel Judodihardjo, mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali bekerja sama dengan pemerintah terkait keamanan siber, contohnya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Marcel menegaskan, peluncuran platform SOC tersebut memang untuk dipakai untuk organisasi yang punya peraturan yang lebih ketat, seperti industri keuangan yang mengharuskan bahwa data yang disimpan harus berada di wilayah Indonesia.

"Saat ini sudah ada sekitar 20 organisasi, baik pemerintah dan swasta, yang sudah mulai menggunakan platform SOC tersebut," katanya. (*)