Top 5+ Cara Praktis Kurangi Sampah Plastik di Rumah, Ayo Selamatkan Bumi!

Isu sampah plastik sudah lama menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia. Setiap harinya, rumah tangga menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah plastik sekali pakai—mulai dari kantong belanja, botol air minum, hingga kemasan makanan ringan.
Jika tidak dikelola dengan baik, plastik bisa mencemari laut, tanah, bahkan masuk ke rantai makanan manusia dalam bentuk mikroplastik.
Kabar baiknya, perubahan bisa dimulai dari rumah kita sendiri. Dengan langkah kecil yang konsisten, kita bisa membantu mengurangi tumpukan sampah plastik sekaligus menjaga lingkungan tetap sehat untuk generasi mendatang. Berikut lima cara praktis yang bisa Anda coba:
1. Gunakan Tas Belanja Sendiri
Biasakan membawa tote bag atau kantong kain saat berbelanja. Selain lebih stylish dan tahan lama, cara ini juga mengurangi ketergantungan pada kantong plastik sekali pakai yang biasanya langsung dibuang setelah satu kali penggunaan.
2. Beralih ke Botol dan Tumbler Isi Ulang
Air minum dalam kemasan botol plastik adalah salah satu penyumbang sampah terbesar. Mulailah menggunakan botol minum isi ulang atau tumbler. Anda tidak hanya menghemat uang, tetapi juga membantu mengurangi ribuan botol plastik yang berakhir di TPA setiap tahunnya.
3. Pilih Produk dengan Kemasan Ramah Lingkungan atau Bisa Didaur Ulang
Saat berbelanja makanan ringan, deterjen, atau produk rumah tangga lain, perhatikan jenis kemasan yang digunakan. Beberapa produsen kini mulai serius mengelola sampah pascakonsumsi mereka. Dengan memilih produk yang punya sistem pengumpulan dan daur ulang, Anda ikut mendorong terciptanya ekonomi sirkular.
4. Pisahkan Sampah di Rumah
Mulai biasakan memilah sampah: organik (sisa makanan), anorganik (plastik, kertas, logam), dan residu (sampah lain yang sulit diolah). Pemilahan sederhana ini memudahkan pihak pengelola sampah untuk mendaur ulang atau mengolah kembali limbah rumah tangga Anda.
5. Dukung Program Daur Ulang dan Inisiatif Komunitas

Mengurangi sampah plastik
Banyak komunitas dan organisasi yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, termasuk bekerja sama dengan produsen besar. Misalnya, PepsiCo Indonesia yang sejak awal operasinya di 2025 sudah bermitra dengan Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) dan Bali Waste Cycle (BWC). Melalui program ini, kemasan makanan ringan seperti Lay’s, Cheetos, dan Doritos dikumpulkan untuk kemudian diolah menjadi produk bernilai guna.
Langkah ini menunjukkan bahwa solusi untuk sampah plastik tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah atau komunitas saja, tetapi juga membutuhkan tanggung jawab dari produsen dan partisipasi masyarakat.
Mengurangi sampah plastik bukan berarti kita harus langsung mengubah seluruh gaya hidup sekaligus. Mulailah dari kebiasaan kecil di rumah, seperti membawa tas belanja sendiri atau memilah sampah dengan benar. Perlahan tapi pasti, dampaknya akan terasa.