Begini Kiat Chitra Subyakto untuk Kurangi Angka Sampah Fashion

Chitra SubyaktoDok. IDNIntinya sih...
  • Chitra Subyakto berbagi kekhawatirannya terhadap sampah fashion yang terus membludak
  • Ia menerapkan prinsip sirkularitas dalam desain produknya untuk mengurangi dampak sampah fashion
  • Menurut Chitra, fashion merupakan penunjang kepercayaan diri perempuan saat berinteraksi dengan orang lain

Desainer sekaligus pemilik brand Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto, berbagi kepada AlongWalker tentang kekhawatirannya terhadap sampah fashion yang terus membludak. Ditemui di acara Judges Gathering AlongWalker Beauty Awards 2025, ia membahas bagaimana sebuah brand fashion harus ikut beradaptasi untuk mengatasi isu ini.

“Makin ke sini sepertinya sudah makin terbuka dengan bantuan media, dengan melihat sendiri, bahwa pelan-pelan mulai terjadi pergeseran dari cara berbelanja. Dulu mungkin orang berbelanja lebih nggak mikir, dalam artian yang penting ini sedang jadi tren. Sekarang udah lebih dipikirin lagi, kalau dia mau belanja, bisa dipakai sampai lama atau nggak? Jadi lebih sadar dan brand-brand juga udah mulai pelan-pelan mau nggak mau harus berubah juga,” ungkapnya.

Pegang prinsip sirkularitas fashion

Chitra Subyakto
Dok. IDN

Sebagai sosok yang sudah lama berkecimpung di industri ini, Chitra Subyakto mengetahui adanya pola konsumsi fashion sekali pakai buang. Oleh karena itu, ia mendalami penerapan prinsip sirkularitas saat mendesain produk-produk Sejauh Mata Memandang yang terinspirasi dari kekayaan Indonesia.

"Dalam berkarya kita terinspirasi sama Indonesia, baik itu budaya, alam, atau manusianya. Kemudian kita juga berusaha untuk berkarya dengan lebih bertanggung jawab. Kita berpegang pada sirkularitas sebuah fashion. Jadi sesuatu yang berputar. Sejak mendesain, kita sudah memikirkan kalau sudah tidak dipakai, dia akan menjadi apa?” tuturnya.

Dengan prinsip sirkularitas ini, ia berharap agar produk-produk Sejauh Mata Memandang tak sekadar menjadi sampah yang mencemari bumi saat sudah tak dikenakan lagi. Oleh karena itu, ia mempertimbangkan jenis kain hingga jenis tinta yang lebih ramah lingkungan. Tak hanya itu, upah pekerja yang layak pun tak luput dari perhatiannya.

“Dari awal kita memang membuat sebuah karya yang ternyata prosesnya sudah cukup bertanggung jawab. Sekarang ini dengan baca berita segala macam, kita akhirnya memperdalam yang namanya sirkularitas itu. Kita belajar bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan sebuah produk, sebuah karya yang akhirnya tidak menjadi sampah. Ada banyak hal, misal kita memperhatikan tinta yang digunakan, memilih kain yang digunakan, dan memperhatikan pendapatan pekerjanya,” imbuhnya.

Fashion sebagai penunjang kepercayaan diri

Judges gathering BFA
Dok. IDN

Dalam perbincangan ini, AlongWalker turut menyinggung bagaimana peran fashion dalam memberdayakan perempuan. Sebagai hal yang melekat dengan diri, Chitra Subyakto berpendapat bahwa fashion merupakan penunjang kepercayaan diri perempuan saat berinteraksi dengan orang lain.

“Pakaian itu adalah sesuatu yang melekat dengan tubuh kita dan diri kita setiap hari. Kita bangun dan memilih baju apa, kita berkaca, jika sudah nyaman akhirnya kita jadi lebih percaya diri saat memakainya. Jadi dengan pakaian itu kita juga bisa membantu, khususnya saya sebagai perempuan, untuk lebih percaya diri dalam menghadapi orang. Semua orang kalau melihat orang lain itu pasti dari luarnya, dari penampilan kita. Jadi kita membawa diri, bagaimana kita ingin dilihat sama orang, itu bisa dibantu dengan cara kita berpakaian,” paparnya.

Lebih lanjut, Chitra Subyakto memberikan jawaban yang relevan dengan tema Beautyfest Asia 2025 yaitu SHE.E.O yang dapat diartikan sebagai SHE Embodies Originality. Sebagai desainer yang dituntut untuk terus kreatif oleh persaingan industri yang kian ketat, ia juga menyambut positif keberagaman selera berpakaian tiap perempuan. Baginya, hal ini malah mencerminkan semangat Bhineka Tunggal Ika yang menjadi semboyan negara ini.

“Selama sebuah pakaian membuat orang yang memakainya jadi lebih percaya diri, kenapa nggak? Setiap orang kan punya selera dan karakter yang berbeda-beda. Jadi semakin bervariasi, semakin berwarna seperti Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda malah semakin bagus,” lanjut Chitra.

Beautyfest Asia 2025 sendiri akan dilaksanakan 6–8 Juni di Mal Kota Kasablanka Jakarta nanti. Chitra Subyakto berharap brand-brand kecantikan yang berpartisipasi–terutama yang telah dikurasi untuk AlongWalker Beauty Awards 2025–sudah menerapkan animal cruelty free dan vegan dalam proses formulasinya. 

“Dari saya pribadi, mudah-mudahan yang terpilih adalah brand-brand yang animal cruelty free dan vegan, karena kita hidup di bumi ini bersama makhluk lain, ya? Rasanya tidak adil kalau ada makhluk lain yang dibunuh atau disakiti hanya untuk kepentingan penampilan kita,” pungkasnya.

Setujukah kamu dengan pendapat Chitra Subyakto, AlongWalker?