Jangan Buru-buru Beli, Pahami Dulu Perbedaan HEV, PHEV dan BEV Biar Nggak Nyesel

Jangan Buru-buru Beli, Pahami Dulu Perbedaan HEV, PHEV dan BEV Biar Nggak Nyesel

Mobil listrik Wuling Cloud EV dan Suzuki XL7 Hybrid

Penjualan mobil listrik kian hari semakin banyak belakangan ini di Indonesia.

Hal itu didorong dengan semakin maraknya brand-brand baru otomotif yang memboyong teknologi EV (Electric Vehicle).

Dan menariknya, selain menghadirkan aneka mobil listrik dengan teknologi baterai atau BEV (Battery Electric Vehicle), saat ini juga mengenalkan mobil PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) di Tanah Air.

PHEV sendiri merupakan pengembangan dari teknologi hybrid atau HEV (Hybrid Electric Vehicle) yang memiliki kelebihan jarak tempuh jauh lebih panjang dibandingkan HEV maupun BEV.

Nah, sebenarnya apa sih perbedaan ketiga tipe EV tersebut? Kenapa brand-brand baru asal China sekarang banyak memasarkan PHEV?

Kita mulai dari mobil yang mengusung teknologi Hybrid ada HEV dan PHEV.

Jadi mobil yang mengusung teknologi HEV ini merupakan kendaraan listrik yang menggunakan kombinasi mesin pembakaran dalam (ICE atau Internal Combustion Chamber) serta motor listrik yang ditenagai oleh baterai.

Honda CR-V e:HEV

Tujuan dari mesin ICE bekerja bersama dengan motor listrik ini untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi.

Nah dari beberapa pabrikan punya teknologi kombinasi mesin dan motor listrik yang berbeda-beda, namun pada prinsipnya sama.

Yaitu, meningkatkan efisiensi BBM tanpa mengurangi kenyamanan dan akselarasi tenaga kendaraan.

Cara kerja HEV yaitu mesin bensin dan motor listrik untuk menggerakkan kendaraan, dimana baterai yang menyimpan energi listrik diisi melalui pengereman regeneratif dan kerja mesin pembakaran internal, bukan dari pengisian daya eksternal.

Salah satu contoh pabrikan Suzuki yang mengembangkan sebuah teknologi mild hybrid yang dinamai SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki).

"Mobil-mobil line-up Suzuki dengan teknologi hybrid merupakan penggabungkan kelebihan teknologi dan fitur yang sudah ada dengan penambahan teknologi SHVS yang ramah lingkungan dan bahan bakar yang efisien," terang Donny Ismi Saputra, Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

Dalam sistem HEV, baterai yang menggerakkan motor listrik diisi ulang oleh mesin bensin dan melalui proses pengereman regeneratif, sehingga tidak memerlukan pengisian daya eksternal.

Contoh mobil HEV yang beredar di Indonesia ada Toyota Innova Zenix HEV, Yaris Cross HEV, Suzuki XL7 Hybrid, Honda CR-V e:HEV, HR-V e:HEV, MG VS Super Hybrid, Chery Tiggo Cross CSH, Wuling Almaz Hybrid dan yang paling baru adalah Daihatsu Rocky Hybrid.

Tentu mobil jenis ini ideal bagi Anda yang ingin mengurangi konsumsi bahan bakar tanpa perlu bergantung pada infrastruktur pengisian listrik atau charging station.

Lanjut ke EV tipe PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) yang lagi hangat-hangatnya dipromosikan oleh sejumlah brand di Indonesia.

Secara teori masih sama dengan HEV, yaitu masih dengan menggabungkan teknologi baterai dan mesin pembakaran dalam.

Chery Tiggo 8 CSH (Chery Super Hybrid) atau PHEV yang cukup diminati

Namun mobil yang mengusung teknologi PHEV ini punya mesin pembakaran internal dan motor listrik dengan baterai yang lebih besar dibandingkan HEV.

Alhasil dengan baterai yang besar, untuk pengisiannya dapat dilakukan layaknya mobil listrik, jadi pengisian baterai akan lebih mudah dan cepat terisi.

Selain itu, baterai juga dicas saat mesin bensin bergerak dan melalui pengereman regeneratif.

Bahkan mobil PHEV dapat beroperasi dalam mode listrik murni untuk jarak pendek dan beralih ke mode hybrid untuk jarak yang lebih jauh.

"Teknologi pada Chery Tiggo 8 CSH bisa menjadi pilihan dari hybrid saat ini dalam hal efisiensi bahan bakar," ujar Rifkie Setiawan, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia.

"Selain bicara bahan bakar bensin akan lebih efisien dengan mobil yang mengusung model PHEV, dengan penyematan fitur-fitur terkini dan harga yang terjangkau," imbuh Rifkie.

Contoh dari mobil PHEV adalah Mitsubishi Outlander PHEV, Toyota Prius PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), Toyota RAV4 PHEV, Chery Tiggo 8 CSH, Jaecoo J8 SHS dan lain sebagainya.

PHEV memberikan fleksibilitas lebih besar bagi pengendara, memungkinkan penggunaan listrik untuk perjalanan harian singkat dan bahan bakar bensin untuk perjalanan lebih panjang bahkan bisa menempuh jarak lebih dari 1.000 Km sekali pengisian bahan bakar.

Jadi, mobil jenis ini dapat digunakan dengan daya dari baterai ataupun daya dari bahan bakar (bensin). Andalkan listrik oke, pakai bensin juga masih bisa.

Yang terakhir, BEV adalah kendaraan listrik ramah lingkungan yang sepenuhnya ditenagai oleh baterai listrik (full listrik).

VinFast VF7, brand asal Vietnam yang meramaikan pasar mobil listrik di Indonesia

Mobil ini tidak memiliki mesin pembakaran dalam dan tidak menghasilkan emisi gas buang.

Baterai di BEV diisi ulang melalui stasiun pengisian listrik dan menyediakan energi untuk menggerakkan motor listrik.

Contoh mobil BEV yang sudah banyak beredar mobil asal China, ada BYD yang kesemuanya sekarang yang dijual mobil listrik salah satunya Atto 1, Atto 3, Seal, M6 dan Sealion. Lalu satu grup ada Denza D9.

Selain itu, ada Wuling Air EV, Chery Omoda E5, MG 4 EV, AION, VinFast, Citroen e-C4, Toyota bZ4X, BMW iX1, Hyundai Ioniq 5 dan masih banyak lagi.

BEV menawarkan pengalaman berkendara yang ramah lingkungan dan efisien, dengan jarak tempuh yang bervariasi tergantung pada kapasitas baterai.

Paham dong, pilih yang mana?