Nasib Mobil Listrik Pasca Insentif Habis 2025, Apakah Konsumen Perlu Khawatir Harga Naik?

(Ilustrasi) Mobil listrik Wuling di GIIAS 2025
Insentif impor mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) dipastikan berakhir pada 31 Desember 2025.
Artinya, tahun depan konsumen tak lagi bisa berharap harga mobil listrik ditopang oleh fasilitas insentif bea masuk impor dan gratis PPnBM yang selama ini meringankan banderol mobil listrik.
Namun, apakah ini berarti harga mobil listrik bakal melonjak drastis?
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menepis kekhawatiran tersebut. Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menegaskan bahwa produsen sudah mengantisipasi berakhirnya insentif ini sejak awal.
"Masing-masing pabrikan pasti sudah menghitung bahwa kebijakan (insentif) berakhir pada akhir tahun 2025 dan kemudian harus memproduksi di dalam negeri,"
"Ketika mereka menjual CBU dengan berbagai insentif, harga yang ditetapkan sudah diperhitungkan untuk kelanjutan penjualan ke depannya," jelas Kukuh.
Dengan kata lain, harga yang dinikmati konsumen saat ini sebenarnya sudah mengandung kalkulasi jangka panjang.
Bahkan, menurut Kukuh, ongkos produksi lokal justru bisa lebih efisien karena tak lagi terbebani biaya logistik impor.
"Minimal harganya sama (tidak ada kenaikan)," imbuhnya.
Meski begitu, dinamika pasar tetap menjadi faktor penentu. Penjualan BEV selama kuartal pertama 2025 sempat melesat, dari 2.517 unit di Januari menjadi 8.850 unit di Maret.
Namun tren melemah di kuartal kedua, sebelum kembali naik di Juli dengan 6.336 unit. Total wholesales Januari sampai Juli mencapai 42.178 unit, tumbuh 136,61% dibanding periode sama tahun lalu.
Artinya, jika harga bisa dijaga tetap stabil, pertumbuhan pasar masih terbuka lebar.
Apalagi selama ini konsumen mobil listrik di Indonesia masih terkonsentrasi di kota besar, dengan profil pembeli mayoritas kalangan menengah atas yang sudah memiliki kendaraan lain.
Potensi pembeli baru, khususnya first time buyer, masih luas dan belum tergarap.
Bagi konsumen, kabar baiknya adalah harga mobil listrik kemungkinan besar tidak akan naik signifikan meskipun insentif berakhir.
Sebaliknya, produksi lokal justru bisa membuka peluang variasi model lebih banyak dengan banderol lebih kompetitif.