Air Coolant Habis Setelah Mobil Dipakai Mudik, Apakah Harus Turun Mesin?

Coolant merupakan cairan pendingin mesin pada mobil. Bila volumenya sampai habis, ada peluang mesin tidak mendapatkan pendinginan secara optimal.
Beberapa kerusakan mesin bisa terjadi akibat sistem pendingin yang bekerja tidak optimal, salah satunya harus turun mesin karena ada kerusakan internal.
Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta mengatakan, pemicu coolant cepat habis ada banyak, salah satunya memang menjadi indikasi mobil butuh turun mesin.
“Misal coolant habis setelah mobil dipakai perjalanan jauh, dan diikuti dengan bukti pendukung lain seperti munculnya gelembung udara saat air radiator bersirkulasi, bisa jadi memang mobil harus turun mesin,” ucap Hardi, kepada Kompas.com, Minggu (6/4/2025).
Selain itu, menurut Hardi, konsumen bisa mencari bukti lainnya. Seperti menemukan oli mesin sudah bercampur dengan air, ada bekas air di area ujung busi dan sejenisnya.
“Kenapa saran perbaikan merujuk ke turun mesin, karena ada dugaan sementara bahwa gasket rusak, atau kepala silinder dan blok mesin memuai, sehingga kompresi tembus ke area coolant,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan, gelembung udara akibat kompresi bocor dapat memicu air radiator menyembur ke arah reservoir, dan meluap. Hingga akhirnya menyebabkan coolant habis dan overheating.
“Sementara pemicu air radiator cepat habis juga bisa disebabkan oleh masalah sistem pendingin, misal adanya kebocoran, tutup radiator sudah jelek, atau pampat karena kotoran,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan, selama masalah sistem pendingin belum berdampak pada kerusakan komponen internal, turun mesin tidak diperlukan. Solusinya cukup dengan memperbaiki sistem pendinginnya saja.
Jadi, bila coolant habis setelah mobil dipakai mudik, sebaiknya, konsumen segera datang ke bengkel untuk melakukan pemeriksaan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah dan berujung turun mesin.