Safari Night di Taman Safari Bali, Ketemu Satwa Apa Saja?

Saat matahari mulai tenggelam dan langit Bali perlahan menggelap, sejumlah rombongan pengunjung Taman Safari sedang siap-siap antre bertemu satwa yang bebas berkeliaran.
Taman Safari Bali menawarkan wisata Safari Night, mengajak pengunjung berkeliling zona satwa liar mulai pukul 18.00-21.00 Wita setiap hari.
Kompas.com mencoba pengalaman safari malam untuk pertama kalinya pada Rabu (27/8/2025).
Pengalaman bertualang ini berbeda dengan safari siang. Rasanya lebih menegangkan, sebab hanya sedikit cahaya yang terlihat di sepanjang perjalanan.
Taman Safari Bali menyediakan trem, kendaraan yang dilengkapi terali di semua sisinya. Pagar besi ini menjaga pengunjung tetap aman selama berinteraksi langsung dengan para satwa.
Petualangan safari malam dimulai sekitar pukul 19.00 Wita. Pemandu wisata memberi arahan menggunakan pengeras suara, seraya kendaraan berjalan perlahan.
"Mohon tidak menyentuh satwa demi keamanan. Kalau ingin memotret satwa, mohon dimatikan kilat (flash) kamera," kata pemandu Taman Safari Bali, Plesia.
Singa menjadi satwa pertama yang saya temui bersama 11 orang lain di dalam trem, termasuk Plesia dan dua pemandu lainnya.
Raja hutan ini bernama Anggun berusia sembilan tahun dan seekor singa lain bernama Calista berusia 15 tahun. Keduanya merupakan singa betina.
Baik singa Anggun maupun Calista tak banyak bergerak saat kami hampiri mendekat. Mereka tetap diam di tempatnya. Meski begitu, menurut pemandu, kami termasuk beruntung karena bisa menjumpai singa saat bangun.
"Kalau mereka makan terlalu banyak, bisa tidur sekitar 20 jam per hari. Jadi kita termasuk beruntung untuk melihat singanya bangun," jelas dia.
Selanjutnya, kami bergeser ke zebra. Berbeda dengan singa, zebra tampak semangat menghampiri kendaraan kami.
Mereka lahap menikmati sejumlah wortel yang kami bawa sebagai pakannya. Begitu juga dengan sapi merah afrika yang memiliki ciri khas tanduk panjang.
Panjang tanduk sapi merah afrika ini hampir dua meter. Bukan sekedar hiasan kepala, tanduk sapi merah merupakan tempat darah sapi mengalir, sekaligus penjaga suhu tubuh satwa ini tetap stabil.
Taman Safari Bali menawarkan wisata Safari Night, mengajak pengunjung berkeliling zona satwa liar mulai pukul 18.00-21.00 Wita setiap hari.
Di tengah perjalanan, kami juga bertemu beberapa satwa, seperti unta dan harimau.
Menariknya, harimau berusia 17 tahun ini sempat naik ke atas trem kami untuk menyeberang ke sisi depan. Menurut pemandu, hal ini biasa dilakukan si harimau bernama Rafli tersebut.
Aries diberi makan potongan daging ayam mentah. Pergerakannya yang cukup heboh, membuat kami kesulitan memberi potongan daging ini pada si harimau.
Satwa jangkung favorit banyak orang, juga kami temui dalam perjalanan safari malam ini.
Dua ekor jerapah yang merupakan ibu-anak ini berukuran tak jauh beda. Uniknya, sang anak jerapah diberi nama Corona, menunjukkan waktu kelahirannya yang bertepatan dengan pandemi Covid-19 lima tahun silam.
Terakhir, kami bertemu dengan gajah sumatera. Dibandingkan dengan gajah di negara Asia lain, spesies ini terbilang berukuran lebih kecill.
Hanya gajah jantan yang memiliki gading panjang, sementara gading gajah betina cenderung lebih pendek.
Cara ikut safari malam
Total satwa yang dijumpai ketika safari malam sekitar tujuh jenis satwa berbeda. Durasi petualangan di Taman Safari Bali berkisar 20 menit.
Bila dibandingkan dengan safari siang, jumlah satwanya memang tidak lebih banyak.
Selain itu, penglihatan selama bertualang cukup terbatas. Tak mudah menangkap momen atau sekedar melihat satwa dengan jelas.
Namun demikian, hal ini tak mengurangi keseruan bertemu satwa secara langsung. Justru menambah pengalaman baru bagi saya yang belum pernah mencobanya.
Bila tertarik, kamu bisa membeli tiket safari malam di Taman Safari Bali seharga Rp 500.000 untuk anak-anak dan Rp 600.000 untuk dewasa. Bisa dibeli daring via situs resmi Taman Safari Bali.
Harga tiket ini sudah termasuk satu kali safari malam menggunakan trem, menonton pertunjukan The African Rhythm of Fire Dance, welcome drink, dan bersantap di Tsavo Restaurant.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.