Dirut MRT Ngaku Kaget dan Tak Tahu Tarif Sewa Kios di District Blok M Dinaikkan

Polemik kenaikan tarif sewa kios di District Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, semakin panas. Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, mengaku terkejut dengan melonjaknya biaya sewa yang mencapai Rp4,5 juta per kios per bulan.
Ia menegaskan pihaknya sebagai pengelola justru tidak pernah diberitahu soal penarikan tarif yang dinilai memberatkan pedagang.
“Yang (kenaikan) itu kita tidak tahu. Karena kami tidak diberitahu,” kata Tuhiyat kepada wartawan, Kamis 4 September 2025.

Sejumlah kios di district Blok M tutup
Tuhiyat menjelaskan, sejak Januari 2025, District Blok M dikelola PT MRT Jakarta setelah ditugaskan Pemprov DKI. MRT kemudian menggandeng koperasi pedagang dalam pengelolaannya.
Berdasarkan kesepakatan, tarif sewa ditetapkan sebesar Rp300 ribu untuk anggota koperasi dan Rp1,5 juta untuk pedagang non-anggota.
Namun, dalam satu bulan terakhir muncul penagihan baru dengan angka jauh di atas kesepakatan. Koperasi disebut-sebut menarik sewa hingga Rp4,5 juta per bulan untuk kios non-anggota atau pihak kedua. Hal inilah yang memicu kepanikan pedagang hingga banyak yang memilih hengkang dari Blok M District.
“Ini tiba-tiba karena dalam satu bulan terakhir baru ditagihkan ini. Yang sebelumnya itu sesuai dengan kesepakatan,” jelas Tuhiyat.
Sebelumnya, Andre Mandor, pemilik kios Mi Chang, mengaku awalnya penuh optimisme ketika memutuskan membuka usaha di kawasan tersebut.
Ia rela merogoh kocek Rp19 juta untuk mengambil alih sewa kios dari penyewa sebelumnya.
“Dari awal buka usaha? Jadi awalnya itu aku kan melihat potensi ya di lokasi Blok M. Terus aku ngambil alih sewa itu di 19 juta dari pemilik sebelum aku,” katanya kepada tvOnenews.com, Kamis 4 September 2025.
Ia menjelaskan, sistem sewa disampaikan langsung oleh pemilik sebelumnya: pembayaran bulanan ke Kopema.
“Dengan harganya di Rp3 juta kalau kios aku, karena itu satu kios, ditambah ada setengah kios lagi, jadi ada 3 kios yang dibikin jadi 2 kios. Jadi ya satu kiosnya Rp2 juta, ditambah satu kiosnya lagi itu setengah, setengah jadi ya Rp3 juta (sewa) punya aku,” terang Andre.
Namun, baru dua bulan persiapan, masalah muncul. Saat hendak berjualan Agustus lalu, listrik kiosnya mendadak padam. Freezer dan showcase berhenti berfungsi, bahan makanan terancam basi.
Keluhan pedagang hanya dijawab dengan “sabar-sabar” oleh pihak Kopema.
Hingga akhirnya muncul kabar mengejutkan bahwa ternyata seluruh pedagang Blok M District belum bayar sewa ke MRT sejak Januari. Padahal, para pedagang rutin membayar ke Kopema.
“Data yang kita cek ternyata kita di Blok M District itu belum bayar dari bulan Januari mas, seluruhnya. Sedangkan kita pedagang itu dari bulan Januari sebenarnya sudah bayar sama Kopema. Nah Kopema yang tidak bayar ke pihak MRT,” jelas Andre.
Kekacauan semakin pelik ketika tagihan baru datang. Para pedagang yang sudah membayar ke Kopema, kembali dipaksa bayar ke MRT jika ingin listrik kios kembali menyala.
tvOnenews/Abdul Gani Siregar