Kabar Pedagang Hengkang, Begini Sejarah Blok M dari Pasar Malam hingga Ikon Gaya Hidup Jakarta

Blok M, terminal blok m, sejarah blok m, blok m jakarta, ikon gaya hidup jakarta, pasar malam blok m, kawasan melawai blok m, Kabar Pedagang Hengkang, Begini Sejarah Blok M dari Pasar Malam hingga Ikon Gaya Hidup Jakarta, Awal mula Blok M, Jejak telapak kaki Ali Sadikin, Blok M di era 1980–1990-an, Blok M hari ini

Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, kembali jadi sorotan usai ramainya kabar pedagang meninggalkan Distrik Blok M karena persoalan sewa kios.

Namun di balik kisah terkini, Blok M punya sejarah panjang sebagai salah satu pusat hiburan, perdagangan, hingga ikon gaya hidup anak muda Jakarta sejak era 1960-an.

Awal mula Blok M

Blok M mulai dikenal sejak tahun 1960-an ketika kawasan Melawai kerap menjadi tempat hiburan rakyat.

Kala itu, pasar malam, komidi putar, hingga pertunjukan wayang orang digelar di lahan terbuka.

Dua hingga tiga tahun kemudian, sekitar 1962–1963, pemerintah membangun pasar Blok M di lokasi tersebut.

Pada masanya, pasar Blok M dianggap modern sehingga menarik banyak pengunjung, termasuk anak muda yang gemar nongkrong di kawasan itu.

Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bahkan memberi perhatian khusus dengan menata Blok M menjadi pusat perdagangan barang dan jasa.

Sejumlah fasilitas kemudian dibangun, mulai dari Aldiron Plaza (Blok M Square), Pasar Mayestik, Pasar Melawai, hingga Terminal Blok M.

Untuk membangun terminal, pemerintah DKI Jakarta menghabiskan biaya Rp 7,5 juta, angka yang besar pada era 1960-an.

Jejak telapak kaki Ali Sadikin

Tak hanya soal pertokoan, kawasan Blok M juga dikenal karena sistem parkir modern yang kala itu termasuk baru di Jakarta.

Saat meresmikan sistem parkir tersebut, Gubernur Ali Sadikin meninggalkan jejak telapak kakinya di lantai.

Hingga kini, prasasti itu masih menjadi saksi sejarah perkembangan Blok M.

Blok M di era 1980–1990-an

Blok M, terminal blok m, sejarah blok m, blok m jakarta, ikon gaya hidup jakarta, pasar malam blok m, kawasan melawai blok m, Kabar Pedagang Hengkang, Begini Sejarah Blok M dari Pasar Malam hingga Ikon Gaya Hidup Jakarta, Awal mula Blok M, Jejak telapak kaki Ali Sadikin, Blok M di era 1980–1990-an, Blok M hari ini

Lengangnya lorong Plaza 2 Blok M atau Distrik Blok M setelah ditinggal sebagian besar pedagang karena biaya sewa naik, Rabu (3/9/2025).

Memasuki era 1980–1990-an, Blok M semakin populer sebagai pusat gaul anak muda Jakarta.

Jalan Melawai, yang menjadi ikon kawasan ini, kerap disebut dalam lagu, novel, hingga film populer.

Lagu “Jalan Sore” milik Denny Malik, novel Lupus karya Hilman Hariwijaya, hingga film Catatan Si Boy menjadikan Blok M sebagai simbol tempat nongkrong anak muda.

Istilah JJS (Jalan Jalan Sore) bahkan lahir dari budaya nongkrong di kawasan Blok M.

Pada masa itu, pusat perbelanjaan seperti Aldiron Plaza dan Melawai Plaza menjadi magnet anak muda untuk “ngehits” di ibu kota.

Dari pusat belanja hingga “Little Tokyo”

Seiring waktu, Blok M terus berkembang.

Kawasan ini bukan hanya pusat perbelanjaan, tetapi juga dikenal sebagai Little Tokyo Jakarta berkat deretan restoran dan minimarket khas Jepang yang tersebar di Melawai.

Blok M juga menjadi simpul transportasi penting, dengan keberadaan Terminal Blok M dan kini jalur MRT Jakarta yang terintegrasi langsung dengan pusat perbelanjaan.

Blok M hari ini

Meski pamornya sempat meredup, Blok M tetap memiliki tempat tersendiri dalam sejarah kota Jakarta.

Peremajaan kawasan terus dilakukan, termasuk pembangunan jalan layang, MRT, dan LRT.

Dengan geliat baru ini, bukan tak mungkin Blok M kembali menjadi pusat gaya hidup dan tempat nongkrong favorit generasi muda.

Artikel ini telah tayang sebagian di Kompas.com dengan judul , Ramai-Ramai Tinggalkan Distrik Blok M, Pedagang: Kami Tak Kuat Bayar Sewa, dan Sejarah Blok M dan Telapak Kaki Ali Sadikin.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.