Gempa Thailand Runtuhkan Gedung Tinggi Dekat Pasar Chatuchak yang Populer

Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Thailand dan Myanmar pada Jumat (28/3/2025)

Dilansir dari AP News, gempa berkekuatan tinggi tersebut meruntuhkan sebuah gedung pencakar langit yang sedang dibangun di Kota Bangkok.

Lokasi gedung tinggi yang tidak disebutkan namanya, berada dekat Pasar Chatuchak yang populer bagi wisatawan di Bangkok.

"Tiba-tiba seluruh bangunan mulai bergerak. Seketika terdengar teriakan dan kepanikan," kata Fraser Morton, seorang turis asal Skotlandia, dilansir dari AP News.

Apa itu Pasar Chatuchak?

Pasar Chatuchak dikenal sebagai pasar akhir pekan terbesar di dunia. Lebih dari 200.000 orang mengunjungi pasar ini setiap akhir pekan, seperti dilansir situs resminya.

Pasar Chatuchak berlokasi di Jalan Kamphaeng Phet 2, Bangkok, Thailand. Berdiri di lahan seluas 35 hektar, pasar ini memiliki sedikitnya 15.000 kios yang menjual beragam produk makanan, seni, fesyen, hingga barang antik.

Ilustrasi Chatuchak Weekend Market di Thailand.

Sebelum ramai dikunjungi turis mancanegara, Pasar Chatuchak merupakan pasar loak yang dibangun untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lokal Thailand.

Mulanya, pasar yang berdiri berdasarkan inisiatif Perdana Menteri Thailand ketiga, Jenderal Besar Plaek Pibunsongkhram, ini, akan dibuka di Sanam Luang pada 1942.

Namun, setelah beberapa bulan, pemerintah mengubah lokasi karena Sanam Luang difungsikan menjadi lokasi untuk acara-acara khusus lain di Thailand.

Istana Saranrom di pusat Kota Bangkok menjadi lokasi pengganti pasar loak tersebut, lalu berpindah ke Sanam Chai setelah delapan tahun dan berpindah kembali ke Sanam Luang.

Terakhir, saat perayaan ulang tahun Bangkok yang ke-200, lokasi pasar loak ini dipindahkan permanen ke Chatuchak pada 1982.

Selang lima tahun kemudian, bangunan ikonik berupa menara jam dibangun untuk merayakan ulang tahun Raja Bhumibol Adulyadej ke-60 dan pasar tersebut akhirnya berganti nama menjadi Pasar Chatuchak.

Informasi terkini gempa Thailand-Myanmar

Gempa Thailand-Myanmar terjadi pada Jumat (28/3/2025) siang hari, diikuti dengan gempa susulan berkekuatan 6,4 magnitudo.

Berdasarkan keterangan seorang turis asal Skotlandia di lokasi gempa, seluruh gedung mulai bergerak dan terdengar teriakan ramai disertai panik dari orang sekitar, saat gempa terjadi.

Ilustrasi gempa tektonik.

"Awalnya saya hanya berjalan dengan tenang, tetapi kemudian gedung itu mulai bergerak dengan cepat. Ya, ada banyak teriakan, banyak kepanikan, orang-orang berlari ke arah yang salah saat menuruni eskalator, banyak suara benturan dan tabrakan di dalam mal," kata turis bernama Fraser Morton, dikutip dari AP News.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat dan pusat geosains GFZ Jerman, gempa tersebut merupakan gempa dangkal hingga 10 kilometer (6,2 mil), dengan episentrum di Myanmar.

Bukan hanya gedung pencakar langit yang runtuh, gempa bumi Thailand-Myanmar juga merusak sebagian bekas bangunan istana kerajaan di Mandalay, kota perbatasan di Myanmar.

Selain itu, gempa bumi Thailand-Myanmar juga meruntuhkan sebuah jembatan berusia 90 tahun dan merusak beberapa bagian jalan raya yang menghubungkan Mandalay dan Yangon, kota terbesar Myanmar.

Menurut keterangan polisi kepada The Associated Press, sampai berita ini ditulis, belum ada laporan korban luka atau meninggal.

Sebelumnya, sebuah video gempa Thailand yang menunjukkan air dari kolam renang di atap gedung tinggi di Bangkok tumpah saat terjadi guncangan kuat, dan puing-puing berjatuhan dari banyak bangunan, ramai di media sosial.

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra diketahui mengadakan pertemuan darurat untuk menilai dampak gempa, seperti dikutip Kompas.com.

Wilayah Bangkok kini dihuni oleh lebih dari 17 juta orang dan banyak yang tinggal di apartemen bertingkat tinggi.

Alarm berbunyi di gedung-gedung saat gempa terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat dan penduduk yang terkejut dievakuasi menuruni tangga darurat dan hotel bertingkat tinggi di pusat kota Bangkok.