Kutu Rambut pada Anak: 4 Mitos vs Fakta yang Harus Orangtua Ketahui

– Kutu rambut kerap jadi masalah kesehatan yang disalahpahami. Banyak mitos berkembang di masyarakat, misalnya kutu hanya menyukai rambut kotor. Mitos lainnya kutu bisa melompat dari kepala satu ke kepala lainnya.
Benarkah demikian? Untuk memahami fakta sebenarnya, simak penjelasan berikut ini berdasarkan keterangan dari Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Prof. Dr. dr. Satya Wydya Yenni.
Mitos: Kutu Hanya Menyukai Rambut yang Kotor
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Prof. Dr. dr. Satya Wydya Yenni mengatakan, seseorang bisa terkena kutu rambut bukan berdasarkan kondisi kebersihan rambut.
“Namanya kutu akan berpindah-pindah. Walaupun rambutnya bersih, kutu bisa pindah ke sana dari kepala orang yang kutuan,” terang Wydya kepada Kompas.com, Minggu (6/4/2025).
Mitos: Kutu Menular Lewat Loncatan
Banyak orang mengira kutu rambut bisa menular lewat loncatan dari satu kepala ke kepala lainnya. Faktanya, kutu butuh media untuk berpindah.
Media tersebut misalnya sisir, topi, inner hijab, atau hijab. Jika media-media ini dipakai anak secara bergantian dengan temannya yang memiliki kutu rambut, maka risiko tertular akan tinggi.
Mitos: Rajin Keramas Bisa Membasmi Kutu Rambut
Orangtua kerap berpikir rajin keramas adalah cara terbaik menghilangkan kutu rambut. Faktanya, menurut Wydya, kutu rambut tidak bisa mati hanya dengan rajin keramas.
Sampo biasa tidak bisa membunuh kutu rambut. Fungsi sampo bukanlah untuk mengobati kutu rambut tetapi untuk menjaga kebersihan kulit kepala serta rambut.
"Kalau kutunya masih bertambah atau cukup banyak, bawa ke dokter untuk mendapatkan obat kutu. Kalau mau mengatasi di rumah juga bisa kalau orangtuanya punya waktu, silakan dibuang juga telur-telur kutu supaya tidak menetas dan jadi kutu baru,” kata Wydya.
Untuk membasmi kutu secara efektif, gunakan sisir serit untuk mengangkat kutu dan telurnya. Jika perlu, konsultasikan ke dokter kulit untuk mendapatkan obat kutu rambut anak yang tepat.