Salah Gunakan Klakson Bisa Picu Konflik di Jalan

Meski keberadaannya penting sebagai alat komunikasi antarpengendara, penggunaan klakson yang sembarangan justru bisa memicu konflik hingga mengganggu konsentrasi pengguna jalan lain.
Menurut Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati (WMS), pemakaian klakson yang bijak merupakan bagian dari etika berkendara yang sering diabaikan.
“Banyak pengendara yang menekan klakson berkali-kali hanya karena merasa tidak sabar. Padahal klakson seharusnya digunakan untuk memberi isyarat bahaya atau memperingatkan pengendara lain, bukan untuk menunjukkan emosi,” kata Agus kepada Kompas.com, Selasa (13/5/2025).
Agus menambahkan, klakson yang dibunyikan secara berlebihan bisa menimbulkan stres pada pengendara lain, terutama di situasi lalu lintas yang sudah padat dan penuh tekanan.
“Kalau semua orang saling membunyikan klakson karena kesal, jalanan justru semakin gaduh dan rawan konflik. Di sinilah pentingnya kedewasaan dan kesabaran saat berkendara,” ujarnya.
Sebagai bentuk edukasi, Agus juga mendorong agar pengendara memahami konteks saat akan menggunakan klakson, misalnya untuk mengingatkan pengendara di blind spot, atau saat ada potensi kecelakaan.
Selain itu, ia mengimbau agar tidak membunyikan klakson terlalu dekat atau lama, apalagi di area sensitif seperti rumah sakit, sekolah, atau tempat ibadah.
“Bijak dalam menggunakan klakson itu bentuk tanggung jawab sosial kita di jalan. Tidak semua hal harus diselesaikan dengan bunyi,” tuturnya.
Dengan perilaku berkendara yang lebih tenang dan komunikatif, jalan raya bisa menjadi ruang yang lebih aman dan nyaman untuk semua pengguna.