Pelatih Ajax Mundur Usai Disalip PSV di Jalur Juara Eredivisie

Ajax, Eredivisie, Francesco Farioli, FC Twente, Ajax vs FC Twente, Pelatih Ajax Mundur Usai Disalip PSV di Jalur Juara Eredivisie

Ajax secara dramatis disalip PSV dalam perburuan gelar juara Eredivisie. Francesco Farioli kemudian memutuskan pergi dari kursi pelatih Ajax.

Pelatih asal Italia itu hanya bertahan selama satu musim di Johan Cruyff Arena, meski berhasil membawa tim kembali ke panggung Liga Champions.

"Manajemen dan saya memiliki tujuan yang sama untuk masa depan Ajax, tetapi kami memiliki visi dan kerangka waktu yang berbeda tentang cara kami harus bekerja dan beroperasi untuk mencapai tujuan tersebut."

"Mengingat perbedaan dalam prinsip dan dasar proyek ini, saya merasa dalam hati saya bahwa ini adalah saat yang tepat untuk berpisah," ujar Farioli di situs resmi Ajax.

Hasil ini memastikan Ajax finis di peringkat kedua Eredivisie dengan 78 poin dari 34 laga. De Godenzonen (Sang Anak Dewa) hanya terpaut satu angka dari sang juara PSV Eindhoven.

Kendati demikian, hasil akhir tersebut tetap dianggap mengecewakan mengingat Ajax sempat unggul sembilan poin di puncak klasemen dengan lima laga tersisa.

Dalam periode krusial itu, mereka kehilangan momentum usai kekalahan telak 0-4 dari Utrecht dan serangkaian hasil buruk lainnya, termasuk imbang 1-1 dengan Sparta Rotterdam, kalah 0-3 dari NEC, dan ditahan 2-2 oleh Groningen.

"Perjalanan saya di Ajax dimulai hampir setahun yang lalu, di De Toekomst, dengan tujuan membawa Ajax kembali ke tempat yang seharusnya," tutur Farioli.

"Dan itu berakhir di Johan Cruijff ArenA, akhirnya membawa kembali Ajax ke Liga Champions, panggung terbesar sepak bola Eropa. Kami ingin membawa energi baru ke seluruh komunitas Ajax, berbagi cara kerja dan berpikir yang positif dengan klub di semua level," ucap Farioli.

"Menjadi pelatih non-Belanda pertama Ajax sejak 1998 dan pelatih Italia pertama dalam sejarah klub adalah sebuah kehormatan mutlak, bersama staf saya, kami menerima tantangan besar ini dengan rasa hormat, tanggung jawab, semangat, dan tekad untuk berhasil," ucap pria yang pernah bekerja sebagai asisten Roberto De Zerbi tersebut.

"Kami mengalami momen yang luar biasa dan tak terlupakan bersama, sebuah musim yang unik, intens, dan emosional di mana kami berbagi keyakinan, semangat juang, dan kebanggaan, akhirnya mencapai tujuan kami, menyelesaikan misi kami."

"Saya merasa ini sangat mengecewakan. Francesco dan stafnya telah banyak membantu kami. Ini adalah musim yang intens penuh dengan banyak momen berkesan, dan kami mencapai tujuan kami: memenuhi syarat untuk Liga Champions musim depan," katanya.

"Musim panas ini sudah dipastikan menjadi jendela transfer yang menantang, dan sekarang menjadi semakin sulit. Tanggung jawab kami adalah memastikan bahwa tim pelatih baru yang kuat siap saat persiapan pramusim dimulai pada 26 Juni," kata Alex Kroes dilansir dari Football Italia.