Jangan Pernah Paksa Mobil Dual Clutch Menerjang Banjir
Banyak mobil modern dibekali double clutch transmission (DCT) demi mengejar performa dan efisiensi. Terlepas dari itu, konsumen harus merawatnya dengan baik termasuk tidak menggunakannya untuk menerjang banjir.
Jenis transmisi ini memiliki sistem yang lebih kompleks sehingga bila sampai rusak butuh biaya perbaikan lebih mahal.
Imun, pemilik bengkel spesialis Ford Trucuk Klaten mengatakan komponen double clutch disematkan oleh motor dan perangkat elektronik, sehingga bisa dikatakan lebih rumit daripada transmisi manual.
“Sebagian besar komponen double clutch tak tahan dengan air, seperti kampas, rumah kopling, shift fork dan modul elektroniknya,” ucap Imun kepada Kompas.com, Jumat (13/6/2025).
Double clutch terbuat dari logam, sehingga berpotensi mengalami korosi ketika mobil menerjang banjir. Tak hanya korosi, kampas kopling juga bisa rusak.
“Akibatnya mobil macet, tak mau maju atau mundur, terkadang juga shifting menjadi kasar karena mobil dengan DCT dilengkapi dua kopling untuk gigi ganjil dan genap masing-masing,” ucap Imun.
Shift fork pada dual clutch transmission
Selain dual clutchnya, release bearing dan shift fork bisa macet karena air bisa memicu terjadinya korosi dan membuat pelumas tak mampu bekerja dengan optimal.
“Shift fork itu sejenis garpu pengungkit yang digerakkan oleh motor untuk menekan bearing, sehingga putaran mesin bisa terputus dan nyambung, kalau ini macet shifting tak bisa terjadi,” ucap Imun.
Menurut Imun, ruang dual clutch memiliki celah sebagai ventilasi udara. Ketika mobil dipakai menerjang banjir, air bisa memenuhi ruang kopling sehingga memicu terjadinya korosi.
“Bila sudah rusak atau korosi komponen harus diganti, bisa pakai produk aftermarket atau orisinal, harganya lumayan mahal misal ganti, maka dari itu lebih baik mencegah kerusakan dengan menghindari genangan air,” ucap Imun.
