Iran Tetap Lakukan Operation True Promise 3, Tidak Bakal Kirim Pesan ke Israel Lewat Negara Lain

Pada Jumat (13/6), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meluncurkan operasi militer besar-besaran bernama "Operation Rising Lion" dengan menyerang target militer dan fasilitas program nuklir Iran.
Angkatan Udara Israel melakukan serangan dalam beberapa gelombang di sejumlah wilayah Iran, termasuk ibu kota Teheran.
Dalam serangan tersebut, sejumlah pejabat militer tinggi Iran dilaporkan tewas, termasuk Kepala Staf Umum Militer Iran Jenderal Mohammad Bagheri dan beberapa komandan Garda Revolusi, serta sejumlah ilmuwan nuklir.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan "Operation True Promise 3", yang menargetkan fasilitas militer milik Israel.
Pemerintah Iran tidak mengirim pesan apa pun kepada Israel melalui pihak ketiga, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei pada Minggu, (15/6).
"Kami tidak mengirim pesan apa pun melalui negara mana pun kepada Israel," kata Baqaei kepada kantor berita Mehr setelah muncul berbagai laporan bahwa Siprus telah menerima pesan dari Iran yang ditujukan kepada Israel.
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa persatuan dan koordinasi di antara negara-negara Muslim dapat menggagalkan rencana jahat rezim Israel yang "sejak awal berdiri identik dengan kejahatan dan pertumpahan darah.
Dalam percakapan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (14/6) malam, Pezehskian menyampaikan apresiasi atas dukungan dan solidaritas Erdogan terhadap Iran.
Israel lagi-lagi memperlihatkan bahwa mereka tidak menghargai hak asasi manusia dan hukum internasional, kata Pezeshkian.
"Mereka membunuh warga sipil, ilmuwan, pejabat, dan personel militer kapan pun ada kesempatan,” katanya.
Serangan terbaru Israel terhadap Iran, yang terjadi di tengah negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington, menunjukkan niat Israel untuk menggagalkan perundingan tersebut.
"Republik Islam Iran selalu mengedepankan perdamaian dan dialog," kata Pezeshkian, seraya menegaskan bahwa negaranya berusaha memperkuat hubungan dengan negara tetangga dan negara-negara Muslim.
"Namun sejak awal, rezim ini berusaha menggagalkan upaya kami, termasuk dengan membunuh syahid (Ismail)
Haniyeh saat dia menjadi tamu resmi kami," kata Pezehskian, merujuk pada petinggi Hamas yang dibunuh Israel di Teheran.
Pezeshkian menekankan pentingnya kerja sama dunia Islam untuk melawan agresi Israel.
"Negara-negara Islam harus memperkuat kemampuan pertahanan dan bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan pembangunan di kawasan," katanya.