Prabowo Blak-Blakan, Indonesia Pilih Nonblok karena Cari Aman hingga Malas Bermasalah dengan Negara Lain

PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan posisi geopolitik Indonesia yang tidak memihak blok atau aliansi tertentu. Hal itu diungkapkan Prabowo dalam sesi tanya jawab di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF) 2025 di Rusia, Jumat (20/6). Prabowo mengungkap Indonesia memilih bersikap nonblok karena ingin menjaga hubungan baik dengan semua negara dan meyakinkan semua pihak. Satu-satunya jalan maju di dunia yang semakin sempit ini yakni melalui kerja sama. “Bukan persaingan yang berujung pada konfrontasi,” kata Prabowo, dikutip Sabtu (21/6). Menurut Prabowo, kolaborasi dan hidup berdampingan secara damai merupakan prinsip utama dalam menciptakan kemakmuran. Ia menolak keras logika persaingan antarnegara yang cenderung tidak produktif dan justru memicu konflik. “Saya yakin bahwa kita harus mempertahankan jalan nonblok ini,” tegasnya. Di hadapan para pemimpin dunia dan tokoh-tokoh bisnis internasional, dia menegaskan Indonesia tidak akan ikut terlibat dalam kutub-kutub kekuatan global. Sikap itu merupakan kelanjutan dari tradisi panjang diplomasi Indonesia yang menghargai semua pihak tanpa memihak. “Kebijakan luar negeri kami sederhana, seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak,” ujar Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menegaskan ketidakhadirannya dalam pertemuan negara-negara G7 bukan karena mengabaikan forum bergengsi tersebut. Ia menjelaskan keputusannya untuk hadir di Rusia sudah merupakan komitmen jauh hari sebelumnya.
Prabowo menegaskan Indonesia akan tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri yang bebas aktif dan nonblok. Ia menolak berpihak pada kekuatan geopolitik mana pun, baik dari blok Barat, Timur, maupun Global South. "Indonesia memilih jalur nonblok dan ingin menjadi teman bagi semua negara. Seribu teman, masih kurang. Satu musuh sudah terlalu banyak," tegasnya.
Prabowo menekankan Indonesia hadir di forum internasional bukan untuk mencari bantuan, melainkan untuk menjalin kemitraan strategis yang adil dan saling menguntungkan.
"Kami tidak mencari bantuan atau sumbangan, tapi ingin berkolaborasi sejati untuk kemakmuran bersama," tutupnya.(knu)