Cek Fakta: Prabowo Klaim Kemiskinan RI 2025 Terendah Sepanjang Sejarah

Presiden Prabowo Subianto di Sidang Tahunan MPR RI tahun 2025
Presiden Prabowo Subianto di Sidang Tahunan MPR RI tahun 2025

 Presiden Prabowo Subianto menyampaikan tingkat kemiskinan nasional berhasil ditekan hingga 8,47 persen, yang diklaim sebagai angka terendah sepanjang sejarah Republik Indonesia.

“Tingkat kemiskinan ditekan menjadi 8,47 persen, terendah sepanjang sejarah. Pemerintah bekerja keras agar inflasi tetap rendah di kisaran 2,4 persen, sehingga menjaga daya beli rakyat, terutama masyarakat yang tidak mampu,” ujar Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Jumat, 15 Agustus 2025.

Cek Fakta

Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025, angka kemiskinan Indonesia memang berada di level 8,47 persen. Secara jumlah, tercatat ada 23,85 juta penduduk yang masuk kategori miskin. Jika ditarik ke belakang, angka ini menjadi yang terendah dalam satu dekade terakhir, bahkan lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Tren Penurunan Kemiskinan 10 Tahun Terakhir

Data BPS menunjukkan perjalanan penurunan angka kemiskinan Indonesia sejak 2015 sebagai berikut:

  • Maret 2015: 11,22% (28,59 juta penduduk miskin)
  • Maret 2016: 10,86% (28,01 juta)
  • Maret 2017: 10,64% (27,77 juta)
  • Maret 2018: 9,82% (25,95 juta)
  • Maret 2019: 9,41% (25,14 juta)
  • Maret 2020: 9,78% (26,42 juta)
  • Maret 2021: 10,14% (27,54 juta)
  • Maret 2022: 9,54% (26,16 juta)
  • Maret 2023: 9,36% (25,9 juta)
  • Maret 2024: 9,03% (25,22 juta)
  • Maret 2025: 8,47% (23,85 juta)

Terlihat bahwa angka kemiskinan sempat naik pada masa pandemi, khususnya pada 2020 dan 2021, namun kembali turun secara konsisten setelahnya.

Selain menyoroti penurunan angka kemiskinan, Prabowo juga menekankan bahwa pemerintah berupaya menjaga inflasi tetap rendah di kisaran 2,4 persen. Kondisi ini dianggap penting untuk mempertahankan daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah.

Inflasi yang terkendali memungkinkan harga kebutuhan pokok tetap stabil, sehingga beban ekonomi masyarakat miskin tidak semakin berat.