Top 5+ Fakta Konflik Israel-Iran: Serangan Militer Berlanjut dan Ketegangan Meningkat

Timur Tengah, Donald Trump, Militer Israel, militer Israel, timur tengah, fasilitas Nuklir Iran, rudal balistik, donald trump, perang israel-iran, 5 Fakta Konflik Israel-Iran: Serangan Militer Berlanjut dan Ketegangan Meningkat, 1. Seruan Penyerahan Tanpa Syarat, 2. Serangan Militer dan Pertukaran Informasi, 3. Target Program Rudal dan Nuklir Iran, 4. Gangguan Koneksi Internet di Iran, 5. Dampak pada Fasilitas Nuklir Natanz

Hingga saat ini, konflik antara Israel dan Iran telah memasuki hari kelima pada Selasa (17/6/2025).

Pada hari kelima ini, serangan antara kedua negara yang terlibat dalam ketegangan ini masih terus berlanjut.

Kekhawatiran di tingkat global semakin meningkat mengenai kemungkinan berlarut-larutnya konflik ini yang dapat berdampak besar bagi kawasan Timur Tengah.

Diketahui bahwa kedua negara yang berseteru ini telah terlibat dalam berbagai bentuk peperangan tidak langsung melalui proksi dan operasi rahasia selama bertahun-tahun.

Sementara itu, Israel telah melancarkan serangan terhadap beberapa kelompok yang didukung oleh Iran, termasuk Hamas yang beroperasi di Jalur Gaza, sejak bulan Oktober 2023.

Mengacu pada laporan dari kantor berita AFP, berikut adalah ringkasan perkembangan perang antara Israel dan Iran pada hari kelima:

1. Seruan Penyerahan Tanpa Syarat

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara signifikan meningkatkan nada bicaranya terhadap pemimpin tertinggi Iran pada Selasa, dengan menyatakan di media sosial bahwa AS mengetahui lokasi Ayatollah Ali Khamenei, meskipun tidak akan menargetkannya untuk saat ini.

Dalam pernyataan lainnya, Trump menuntut agar Iran menyerah tanpa syarat dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan keterlibatan AS dalam serangan Israel terhadap kepemimpinan serta fasilitas nuklir di Teheran.

Sebelumnya, Trump mengungkapkan keinginannya untuk mengakhiri konflik ini secara definitif, bukan sekadar menginginkan gencatan senjata.

Seorang pejabat Gedung Putih juga menyatakan bahwa Trump sedang mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas situasi yang berkembang.

Para pemimpin G7, termasuk Trump, telah menyerukan deeskalasi pada hari Senin, meskipun disertai kritik terhadap Iran dan dukungan terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri, yang memicu respons negatif dari Teheran.

Beijing mengklaim bahwa Trump hanya memperburuk situasi, sementara Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai ancaman terbesar bagi keamanan kawasan.

2. Serangan Militer dan Pertukaran Informasi

Militer Israel melaporkan telah meluncurkan setidaknya dua gelombang serangan pada hari Selasa yang ditujukan pada lokasi peluncuran rudal dan pesawat tanpa awak di bagian barat Iran.

Wartawan AFP mendengar sejumlah ledakan keras yang terjadi di Teheran sepanjang hari, sementara media Iran juga melaporkan adanya ledakan di Isfahan, yang merupakan lokasi fasilitas nuklir negara tersebut.

Israel mengklaim telah mencegat sebagian besar rudal yang diluncurkan dari Iran setelah sirene serangan udara berbunyi di Tel Aviv dan wilayah utara Israel.

Sejak tengah malam, militer Israel telah mengeluarkan tujuh peringatan terkait serangan rudal di berbagai daerah.

Sirene juga berbunyi di Dimona, yang merupakan lokasi fasilitas nuklir di Israel, meskipun tidak ada laporan mengenai serangan.

Iran mengklaim bahwa targetnya di Israel termasuk lokasi-lokasi keamanan yang dianggap "sensitif", dengan menyebutkan serangan terhadap markas besar badan intelijen Mossad dan pangkalan angkatan udara.

Hingga Minggu, serangan dari pihak Israel telah menewaskan setidaknya 224 orang dan melukai lebih dari 1.200 orang di Iran, menurut kementerian kesehatan setempat.

Korban tewas termasuk di antaranya komandan militer dan ilmuwan nuklir.

Di sisi lain, setidaknya 24 orang dilaporkan tewas dan 592 lainnya terluka akibat serangan Iran ke Israel, berdasarkan laporan dari kantor Netanyahu.

3. Target Program Rudal dan Nuklir Iran

Netanyahu menyatakan bahwa kampanye militer Israel bertujuan untuk menghancurkan program rudal balistik serta nuklir Iran, termasuk "poros kelompok bersenjata" yang merujuk pada kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah.

Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk mengambil tindakan yang dapat mengakibatkan kematian pemimpin tertinggi Iran.

Presiden Perancis, Emmanuel Macron, memperingatkan bahwa setiap upaya untuk mengganti pemerintahan di Iran akan berujung pada kekacauan yang lebih besar.

4. Gangguan Koneksi Internet di Iran

Media di Iran melaporkan adanya gangguan internet yang meluas pada hari Selasa.

Penyebab pasti dari gangguan ini masih belum jelas.

Iran telah memberlakukan pembatasan akses internet sejak Israel memulai serangan udaranya.

Sebuah serangan siber juga dilaporkan telah melumpuhkan Sepah Bank, salah satu bank negara yang utama, menurut kantor berita Fars.

5. Dampak pada Fasilitas Nuklir Natanz

Israel telah melakukan serangan berulang kali terhadap situs-situs nuklir utama Iran meskipun ada peringatan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang menyatakan bahwa tindakan militer tersebut melanggar hukum internasional.

IAEA melaporkan pada hari Selasa bahwa mereka telah mendeteksi adanya dampak langsung di bagian bawah tanah fasilitas pengayaan uranium Iran di Natanz, yang telah diserang pada hari Jumat (13/6/2025) lalu.