Kisah Tragis La Noti: Tewas Ditelan Piton, Warga Diimbau Tak Sendirian Pergi ke Kebun

Seorang pria lanjut usia bernama La Noti (63), warga Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tragis.
Ia menjadi korban ular piton sepanjang 8 meter yang memangsa tubuhnya di area perkebunan tak jauh dari permukiman.
Peristiwa mengenaskan ini terjadi pada Sabtu (5/7/2025) sore.
Jenazah La Noti ditemukan masih berada di dalam tubuh ular, sekitar 500 meter dari kawasan hunian warga di jalan usaha tani.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Buton Selatan, La Ode Risawal, menyatakan bahwa korban sebelumnya dilaporkan tidak pulang setelah pergi ke kebun pada Jumat (4/7/2025) pagi.
La Noti saat itu mengendarai sepeda motor seperti biasanya.
“Kami menerima laporan dari masyarakat bahwa seorang warga telah hilang sejak kemarin pagi, keluar dari rumah mengatakan korban yang bersangkutan menuju areal kebun namun belum kembali,” ujar La Ode Risawal melalui pesan singkat, dikutip , Minggu (6/7/2025).
Keluarga dan warga mencari La Noti
Ilustrasi ular piton
Karena tak kunjung kembali, pihak keluarga dan warga setempat memulai pencarian secara mandiri.
Di tengah upaya itu, warga mendapati seekor ular piton dengan perut membesar di sekitar lahan pertanian.
Curiga dengan kondisi tersebut, ular itu kemudian diamankan dan dibawa menuju jalan tani di dekat perkampungan.
Sekitar 9 orang dewasa bersama-sama mengangkat reptil besar itu.
Kecurigaan warga makin kuat saat seorang anggota keluarga korban menangis histeris melihat bagian perut ular yang menggembung.
Warga pun memutuskan membelah perut ular dan mendapati tubuh La Noti telah tak bernyawa di dalamnya.
Jenazah korban lalu dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dimakamkan secara layak.
Di wilayah Buton Selatan sendiri, kemunculan ular piton besar bukanlah hal baru.
Ini menjadi kali keempat ular berukuran sekitar 8 meter terlihat di sekitar area pemukiman dalam beberapa tahun terakhir.
Fenomena ini memicu kekhawatiran dan mendorong pihak berwenang untuk memperingatkan warga agar lebih waspada.
Imbauan BKSDA
ilustrasi ular piton
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Baubau BKSDA Sulawesi Tenggara, La Ode Kaida, mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas ke kebun atau hutan seorang diri.
Langkah ini sebagai bentuk antisipasi dari serangan satwa liar, terutama ular piton yang akhir-akhir ini sering muncul.
“Kalau mau ke kebun atau masuk hutan jangan sendiri dan waspada, harus dua orang atau lebih, jangan sendirian, minimal bawa teman kemudian bawa pengaman seperti parang,” katanya, dikutip , Senin (7/7/2025).
Ia juga menambahkan, pemilik ternak yang memelihara hewan di kebun disarankan membuat sistem perlindungan untuk mencegah masuknya satwa liar seperti ular piton.
“Perilaku satwa ini mencari makan, ini sifat alaminya, bergerak dari satu tempat ke tempat lain mencari makan dan menjadi daerah teritorialnya,” jelasnya.
Menurut La Ode Kaida, kemunculan ular-ular ini bisa terjadi karena dua hal: musim kawin dan perubahan iklim dari musim hujan ke kemarau yang membuat habitat mereka bergeser.
Dalam waktu dekat, pihak BKSDA berencana memasang papan peringatan di area-area yang rawan untuk meningkatkan kesadaran warga.
“Terutama di Buton Selatan, (saat ini) kami masih menunggu arahan dari pimpinan juga,” katanya.