Gunung Bawakaraeng, Surga Pendakian di Sulawesi Selatan dengan Pesona Alam dan Nilai Spiritual

Sulawesi Selatan menyimpan banyak surga tersembunyi bagi para pencinta alam, salah satunya adalah Gunung Bawakaraeng yang dikenal dengan panorama memesona sekaligus nilai spiritual yang kental.
Gunung yang menjulang setinggi 2.830 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini terletak di Kabupaten Gowa, sekitar 70 kilometer dari Makassar.
Keindahan Gunung Bawakaraeng yang masih asri menjadikannya destinasi impian bagi para pendaki, baik untuk sekadar menikmati keindahan alam maupun menguji adrenalin.
Medan Menantang dengan Panorama Beragam
Dikutip dari eigeradventure.com, Gunung Bawakaraeng menawarkan medan pendakian yang bervariasi, mulai dari hutan tropis yang lebat, sabana hijau, sungai jernih, hingga tebing berbatu yang menantang.
Karakteristik jalurnya membuat gunung ini lebih cocok bagi pendaki berpengalaman, meskipun jalur alternatif juga tersedia bagi pemula.
Selama pendakian, pendaki akan disuguhi panorama hutan pinus yang sejuk, padang rumput yang luas, serta pemandangan “negeri di atas awan” dari puncaknya.
Di beberapa titik jalur, flora khas pegunungan seperti edelweis tropis dan berbagai jenis anggrek dapat dijumpai. Satwa liar seperti burung endemik Sulawesi dan rusa hutan juga kadang terlihat.
Menariknya, Gunung Bawakaraeng juga dikenal sebagai “Gunung Suci”. Masyarakat Bugis-Makassar kerap menjadikannya lokasi ritual keagamaan dan perjalanan spiritual setiap tahun.
Jalur Pendakian Gunung Bawakaraeng
Danau Tanralili yang berada di kaki Gunung Bawakaraeng.
Setidaknya ada dua jalur yang paling dikenal oleh para pendaki, yakni jalur tradisional via Lembanna dan jalur alternatif via Tassoso.1. Jalur Lembanna (Jalur Tradisional)
Jalur ini menjadi jalur paling populer. Pendakian dimulai dari Desa Lembanna, desa terakhir yang bisa diakses kendaraan.
Rute ini memiliki pos-pos penting seperti Pos 1 (Air Terjun), Pos 3 (Padang Rumput), hingga Pos 9 (Puncak).
- Estimasi waktu tempuh: 12-14 jam perjalanan tergantung kondisi fisik pendaki.
- Ketersediaan air: hanya sampai Pos 5, setelah itu pendaki harus mengandalkan persediaan sendiri.
- Tingkat kesulitan: menengah hingga berat, terutama menjelang puncak dengan jalur berbatu terjal.
2. Jalur Tassoso (Jalur Alternatif)
Jalur ini melewati Desa Tompobulu. Dibanding jalur Lembanna, rute Tassoso lebih panjang tetapi cenderung landai sehingga ramah bagi pendaki pemula. Pemandangan sepanjang jalur didominasi hutan tropis dengan kabut tipis yang menciptakan suasana magis.
Pendakian Gunung Bawakaraeng bukan tanpa risiko. Cuaca di kawasan ini kerap berubah cepat, kabut tebal sering muncul pada pagi dan sore hari, sementara jalur berbatu licin bisa membahayakan.
Karena itu, pendaki diimbau selalu mengikuti aturan resmi dan arahan petugas agar terhindar dari kecelakaan maupun tersesat.
Daya Tarik Utama Gunung Bawakaraeng
Dua pendaki tengah menikmati panorama di puncak Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Selasa, (31/1/2017).
Selain keindahan alam, daya tarik Gunung Bawakaraeng terletak pada nilai budaya dan spiritualnya. Banyak masyarakat percaya bahwa pendakian ke puncak merupakan bagian dari perjalanan batin.Bagi pencinta fotografi, pemandangan sunrise dan hamparan awan di puncak menjadi momen yang paling ditunggu, termasuk lembah hijau serta kabut tipis
“Setiap langkah di Bawakaraeng menawarkan kejutan, mulai dari lembah hijau, kabut tipis, hingga sunrise yang spektakuler,” ungkap salah seorang pendaki.
Tips Aman Mendaki Gunung Bawakaraeng
Agar pendakian lebih aman dan menyenangkan, pendaki disarankan mempersiapkan diri dengan baik. Berikut beberapa tips penting:
1. Latihan fisik terlebih dahulu – lakukan jogging atau hiking ringan beberapa minggu sebelum pendakian.
2. Bawa perbekalan cukup – termasuk makanan berenergi, air minum minimal 3 liter, P3K, peta, kompas/GPS, dan kantong sampah.
3. Gunakan perlengkapan yang tepat – kenakan pakaian berlapis (baselayer, mid layer, outer layer) dan sepatu gunung dengan grip kuat.
4. Periksa prakiraan cuaca – hindari pendakian saat hujan deras atau kabut tebal.
5. Gunakan jasa pemandu lokal – terutama bagi pendaki pemula yang belum mengenal jalur.
6. Jaga kelestarian alam – tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak tanaman atau satwa.
7. Ikuti aturan pendakian – selalu taati arahan petugas dan relawan di jalur resmi.
8. Pilih waktu terbaik untuk mendaki – bulan April hingga Oktober saat musim kemarau lebih disarankan dibanding musim hujan.
Dengan kombinasi panorama alam yang menakjubkan, jalur pendakian penuh tantangan, serta nilai budaya dan spiritual yang kuat, Gunung Bawakaraeng di Gowa, Sulawesi Selatan menjadi salah satu ikon pendakian di kawasan timur Indonesia.
Bagi Anda yang mencari pengalaman mendaki sekaligus perjalanan spiritual, Gunung Bawakaraeng bisa menjadi destinasi yang tepat. Namun, keselamatan tetap harus menjadi prioritas utama dalam setiap langkah pendakian.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!