Mengenal Gunung Bawang di Kalbar, Lokasi Tragedi Sambaran Petir yang Tewaskan Satu Pendaki.

Gunung Bawang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) sudah lama dikenal sebagai gunung sakral sekaligus tujuan wisata alam bagi para pendaki.
Naun, Gunung Bawang tengah menjadi sorotan setelah tragedi sambaran petir yang menimpa tujuh pendaki pada Sabtu (2/8/2025).
Sambaran petir mengakibatkan satu orang pendaki berinisial AB (22) meninggal dunia di lokasi kejadian.
Sementara enam pendaki lainnya berinisial J (25), E (20), FA (24), SAA (21), YSK (18), dan SA (21) mengalami luka bakar ringan hingga sedang, namun kondisi mereka dinyatakan selamat.
Berikut adalah profil Gunung Bawang di Bengkayang, Kalbar tempat tragedi yang menimpa tujuh pendaki
Profil Gunung Bawang di Kalbar
Dilansir dari Tribunnews, Gunung Bawang terletak di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, dan membentang sepanjang kurang lebih 18 kilometer.
Wilayahnya mencakup empat kecamatan sekaligus, yaitu Lembah Bawang, Lumar, Sungai Betung, dan Tiga Berkat.
Gunung ini memiliki empat puncak yang runcing, seluruhnya berada di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Puncak tertingginya bernama Puncak Bawang Raya, yang memiliki ketinggian mencapai 1.490 Mdpl.
Secara administratif, puncak Gunung Bawang berada di perbatasan antara Desa Tiga Berkat, Kecamatan Lumar, dan Desa Saka Taru, Kecamatan Lembah Bawang.
Gunung ini berjarak sekitar 184 kilometer dari Kota Pontianak. Akses ke gunung ini biasanya ditempuh dengan rute Pontianak–Bengkayang–Suka Bangun.
Gunung Bawang merupakan salah satu destinasi favorit bagi para pendaki di Pulau Kalimantan.
Melalui tiga jalur pendakian menuju puncaknya, waktu tempuh pendakian Gunung Bawang relatif singkat, yakni sekitar 7 hingga 8 jam.
Dari ketiga jalur yang tersedia, jalur melalui Desa Suka Bangun, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang menjadi pilihan yang paling umum dan dianggap paling mudah diakses.
Jalur ini memudahkan pendaki untuk langsung menuju puncak tertinggi tanpa harus melewati jalur yang terlalu ekstrem.
Selain dikenal sebagai destinasi alam, Gunung Bawang juga memiliki nilai spiritual tinggi bagi masyarakat adat Dayak.
Bentuk gunung yang berlapis-lapis menyerupai bawang inilah yang menjadi asal-usul nama Gunung Bawang. Menurut kepercayaan masyarakat, gunung ini memiliki tujuh lapisan seperti bawang.
Gunung ini dikeramatkan oleh Suku Dayak Bengkayang, serta memiliki keterkaitan erat dengan Suku Dayak Kanayatn dan Dayak Lara.
Masyarakat Dayak meyakini bahwa asal mula Suku Dayak Bengkayan berasal dari Gunung Bawang.
Dikisahkan bahwa Jubata, makhluk suci yang diagungkan dalam kepercayaan Dayak, turun ke dunia dan menetap di Gunung Bawang.
Beberapa nama Jubata yang diyakini menghuni gunung ini antara lain: Jubata Lupo, Jubata Barabatn Ampor, Jubata Siru, dan Jubata Sulujatn Maniamas.
Karena keyakinan ini, Gunung Bawang menjadi tempat yang sangat dihormati oleh para Duku Dayak, dan hingga kini ritual adat masih sering dilakukan di kaki gunung sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur mereka.
Kronologi Tragedi Sambaran Petir yang Menimpa 7 Pendaki
Dilansir dari Antara, insiden nahas terjadi di kawasan Gunung Bawang, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada Sabtu (2/8/2025) pagi.
Tujuh orang pendaki yang memulai perjalanan sehari sebelumnya tengah bertenda di puncak gunung.
Namun, mereka tersambar petir saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada sekitar pukul 06.00 WIB.
Kapolres Bengkayang AKBP Syahirul Awab melalui Kasat Samapta Polres Bengkayang IPTU Dwiyanto Bhanu Susilo menyampaikan bahwa satu pendaki dinyatakan meninggal dunia di lokasi, sementara enam lainnya mengalami luka-luka.
"Korban tewas berinisial AB (22), warga asal Ketapang, yang meninggal di lokasi setelah tersambar petir saat berkemah di puncak gunung," ujar IPTU Bhanu, Minggu (3/8/2025).
Enam pendaki lain yang selamat mengalami luka bakar ringan hingga sedang. Mereka adalah J (25), E (20), FA (24), SAA (21), YSK (18), dan SA (21).
Menurut IPTU Bhanu, informasi awal diterima warga dari salah satu korban yang mengirim pesan suara melalui aplikasi WhatsApp langsung dari puncak gunung.
Mendapat laporan tersebut, tim evakuasi gabungan dari Polres Bengkayang dan warga Dusun Sengkabang segera bergerak ke lokasi, meski harus menghadapi medan ekstrem dan cuaca yang belum bersahabat.
“Evakuasi dilakukan secara terpadu dan penuh kehati-hatian mengingat kondisi geografis yang cukup ekstrem. Kami bersyukur seluruh korban berhasil dievakuasi dan mendapatkan penanganan,” ujarnya.
Upaya evakuasi berlangsung selama lebih dari 12 jam. Pada Minggu (3/8/2025) pukul 03.41 WIB dini hari, jenazah korban akhirnya berhasil diturunkan dari puncak dan langsung dibawa ke RSUD Bengkayang.
Sementara enam korban luka menjalani perawatan awal di puskesmas sebelum dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Selain tujuh korban di puncak, tiga pendaki lainnya yang sempat turun mencari pertolongan juga dilaporkan sempat tersesat.
Ketiganya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat oleh warga Dusun Madi, Kecamatan Lumar, pada Minggu pagi. Mereka juga segera dievakuasi dan mendapatkan penanganan medis.
Kapolres Bengkayang AKBP Syahirul Awab menyampaikan apresiasi atas kerja sama seluruh pihak, khususnya masyarakat setempat yang turut andil dalam proses penyelamatan.
“Kami mengimbau kepada para pendaki agar selalu memantau kondisi cuaca, membawa perlengkapan keselamatan, serta melapor kepada perangkat desa atau kepolisian sebelum melakukan pendakian,” ujar Kapolres.