Daftar 4 Insiden Pendaki Asing Jatuh di Gunung Rinjani dalam Sebulan

Sebanyak empat insiden pendaki jatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tercatat selama satu bulan belakangan.
Artinya, rentetan kabar menyedihkan dari Rinjani terjadi hanya berselang setelah dua bulan pendakian gunung tertinggi kedua di Indonesia ini kembali dibuka.
Pasalnya, pendakian Gunung Rinjani resmi ditutup sejak awal tahun 2025 dan baru dibuka kembali pada Rabu (2/4/2025).
Ribuan calon pendaki sudah mengantre sejak lama demi mencapai puncak gunung di ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Namun, sejak pekan ketiga Juni 2025, kabar jatuhnya turis asal Brasil di Gunung Rinjani menjadi sorotan publik pada Sabtu (21/6/2025).
Belum seminggu berselang, pendaki asal Malaysia dilaporkan mengalami kecelakaan serius saat menuruni jalur Gunung Rinjani pada Kamis (26/6/2025).
Insiden turis asing jatuh di Gunung Rinjani berlanjut pada Rabu (16/7/2025). Kali ini, pendaki asal Swiss yang menjadi korban.
Pendaki asal Belanda turut dikabarkan jatuh di Gunung Rinjani sehari setelah insiden turis Swiss, yakni Kamis (17/7/2025).
Selengkapnya, Kompas.com merangkum laporan kecelakaan turis asing di Gunung Rinjani yang terjadi selama Juni-Juli 2025 berikut ini.
1. Juliana Marins, pendaki asal Brasil
Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.
Juliana Marins dilaporkan jatuh pada hari yang sama saat memulai pendakian bersama rombongan dan seorang pemandu (tour guide), Sabtu (21/6/2025).Namun, saat tiba di Cemara Nunggal, Juliana dilaporkan merasa lelah dan diminta pemandu untuk berhenti dan beristirahat.
Saat Juliana beristirahat, lima pendaki lainnya dan pemandu tetap melanjutkan perjalanan.
Pemandu baru menyadari keabsenan Juliana saat perempuan berusia 27 tahun ini tidak kunjung menyusul.
Akhirnya, pemandu kembali ke titik lokasi Juliana beristirahat untuk menemui korban. Nahas, ia tidak menemukan Juliana di lokasi, melainkan di bawah jurang yang mengarah ke Danau Segara Anak.
Keberadaan Juliana tersebut diketahui lewat setitik cahaya senter yang dipastikan sebagai tanda keberadaan Juliana.
Meski jatuh dari ketinggian ekstrem, saat itu, Juliana dikabarkan masih selamat. Pemandu lantas melaporkan peristiwa ini kepada tim penyelamat.
Upaya evakuasi Juliana berlangsung selama berhari-hari. Korban yang sempat ditemukan bernyawa di titik jurang kedalaman 200 meter, bergeser 400 meter lebih jauh sehingga proses evakuasi kian sulit dilakukan.
Juliana dinyatakan meninggal baru bisa diangkat dari jurang kedalaman 600 meter pada Rabu (25/6/2025) dengan metode manual, menggunakan tali yang ditumpu jangkar (anchor) di titik puncak.
Hasil autopsi menunjukkan Juliana meninggal akibat benturan benda tumpul. Terdapat luka lecet geser di seluruh tubuh serta patah tulang yang cukup parah, terutama di bagian dada, bagian belakang, tulang punggung, dan paha.
Buntut dari insiden ini, pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) membekukan operator tur yang dipilih Juliana hingga waktu yang belum dipastikan. Operator tur yang tidak disebutkan namanya itu, dilarang beroperasi sementara waktu.
2. Nazli Bin Awang Mahat, pendaki asal Malaysia
Nazli Bin Awang Mahat dilaporkan mengalami kecelakaan serius saat menuruni jalur licin Gunung Rinjani pada Kamis (26/6/2025).
Korban tergelincir sejauh 200 meter di jalur menuju Danau Segara Anak serta mengalami luka di kepala dan kaki terkilir.
Informasi kecelakaan baru diterima dari pemandu pendakian pada hari berikutnya, Jumat (27/6/2025) sore sekitar pukul 15.20 Wita saat Nazli tengah turun bersama rombongan menuju danau.
Proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari TNGR, SAR Lombok Timur, TNI, Polri, serta relawan pada Jumat malam pukul 23.00 Wita menggunakan tandu menuju Shelter Pelawangan Sembalun dan tiba sekitar pukul 01.30 Wita.
Setelah beristirahat sejenak, korban kembali ditandu ke Pos 2 Sembalun dan tiba pukul 06.30 Wita. Ia kemudian dibawa ke Puskesmas Sembalun menggunakan sepeda motor untuk mendapat perawatan medis lebih lanjut.
3. Benedikt Emmeneger, pendaki asal Belanda
Pendaki Swiss jatuh di Gunung Rinjani.
Tidak jauh dari lokasi korban lainnya, pendaki asal Swiss, Benedikt Emmeneger dilaporkan terjatuh di Gunung Rinjani saat berjalan dari Plawangan menuju kawasan Danau Segara Anak.Korban mendaki puncak Gunung Rinjani pada Rabu (16/7/2025) pagi dan mengalami kecelakaan pada siang hari pukul 11.25 Wita.
Benedikt mendaki ke puncak Rinjani ditemani sang anak dan porter lokal. Setelah naik ke puncak, Benedikt kemudian menuju danau. Namun, di tengah perjalanan, ia terjatuh dan mengalami patah tulang.
Evakuasi Benedikt berlangsung selang beberapa jam setelah kecelakan terjadi. Helikopter yang diterbangkan dari Bali Air menuju Sembalun tiba sore hari, lalu mengangkut korban dan kembali terbang menuju RS BIMC Kuta, Bali pada pukul 16.58 Wita.
Diagnosis awal menyebutkan korban mengalami patah tulang paha, lengan, serta pendarahan di sekitar mata.
Helikopter ini merupakan fasilitas dari asuransi pribadi yang dimiliki Benedikt. Adapun tim SAR gabungan yang membantu penyelamatan Benedikt terdiri dari enam orang petugas SAR dan dua orang dari tim medis.
4. Sarah Tamar van Hulten, Belanda
Evakuasi pendaki Denmark yang jatuh di Jalur pendakian Gunung Rinjani dilakukan via udara, Kamis (17/7/2025).
Terbaru, pendaki perempuan asal Belanda yang tinggal di Denmark, Sarah Tamar van Hulten, terjatuh di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, Gunung Rinjani pada Kamis (17/7/2025).Korban diketahui mendaki Gunung Rinjani via Jalur Sembalun pada Rabu (16/7/2025) dan turun ke Danau Segara Anak pada Kamis (17/7/2025).
Segera setelah mendapatkan laporan kecelakaan, Kantor SAR Mataram mengerahkan personel tim penyelamat menggunakan truk personel dan membawa peralatan mountaineering, komunikasi, medis, dan pendukung lainnya.
Kepala Kantor SAR Mataram berkoordinasi dengan SGi Air Bali untuk pengerahan helikopter guna mempercepat proses evakuasi Sarah.
Upaya pihak TNGR
Insiden jatuhnya turis asing di Gunung Rinjani mendorong pihak TNGR melakukan perbaikan di jalur rawan kecelakaan.
Setelah insiden Juliana Marins, pendakian Gunung Rinjani sempat ditutup mulai Selasa (24/6/2025) hingga Jumat (27/6/2025).
Saat pendakian Gunung Rinjani dibuka kembali pada Sabtu (28/7/2025), warganet Brasil ramai-ramai memenuhi kolom komentar Instagram @btn_gn_rinjani dan mengkritik kebijakan ini.
Selanjutnya, pada hari yang sama ketika turis Swiss jatuh di Gunung Rinjani, pihak TNGR juga menutup sementara pemesanan tiket via eRinjani serta menutup pendakian jalur Pelawangan Sembalun menuju dan dari Danau Segara Anak.
Belum diketahui hingga kapan penutupan ini berlangsung. Bagi pengunjung yang telah memiliki tiket, tetap dapat melakukan pendakian sesuai tanggal yang tertera pada tiket.
Pendaki bisa naik ke Puncak Rinjani via jalur Sembalun, lalu menginap di Pelawangan Sembalun, naik ke puncak, dan kembali turun ke jalur Sembalun.