Kepala BTNGR Ralat Pernyataan Soal Blacklist Guide Pendakian Gunung Rinjani, Ini Penjelasannya

Gunung Rinjani, Juliana Marins, Rinjani, Lombok, rinjani, juliana marins jatuh, Juliana marins gunung rinjani, guide Juliana Marins, ali musthofa guide Juliana Marins, ali musthofa guide rinjani, guide juliana marins diblacklist, Kepala BTNGR Ralat Pernyataan Soal Blacklist Guide Pendakian Gunung Rinjani, Ini Penjelasannya

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, meralat pernyataannya terkait sanksi terhadap pemandu pendakian yang menemani turis asal Brasil, Juliana Marins, saat mendaki Gunung Rinjani.

Yarman menegaskan bahwa bukan pemandunya yang masuk daftar hitam (blacklist), melainkan operator tur yang menyediakan paket pendakian bagi rombongan tersebut.

“Kadang-kadang mungkin saya salah menyampaikan. Maksudnya (yang ditangguhkan) adalah operator tur,” ujar Yarman saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/7/2025).

Sebelumnya, Yarman sempat menyatakan bahwa pemandu bernama Ali Musthofa terkena blacklist usai insiden yang menewaskan Juliana Marins, wisatawan asal Brasil yang jatuh ke jurang sedalam 600 meter saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani.

Meski tidak menyebutkan secara gamblang nama operator tur yang dimaksud, Yarman menyampaikan bahwa operator tersebut berinisial J, dan saat ini tengah diperiksa oleh aparat berwenang.

“Bukan blacklist. Kita tangguhkan dulu untuk melihat proses selanjutnya, masih menunggu,” jelas Yarman.

Sementara itu, pemandu pendakian Ali Musthofa untuk sementara dilarang mendampingi pendaki selama proses investigasi berlangsung.

“Kalau pemandunya masih dalam proses pendalaman, tidak boleh memandu sementara waktu,” kata Yarman.

Ia menegaskan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah Ali Musthofa bersalah atau tidak dalam tragedi yang menimpa Juliana.

“Kita belum bisa menuduh dia yang bersalah, tetapi artinya dalam kasus ini jangan sampai menjadi masalah lagi berikutnya,” ujarnya.

Terkait durasi pemeriksaan, Yarman belum bisa memastikan berapa lama proses akan berlangsung. Namun, jika ditemukan kelalaian dari pihak operator tur berinisial J, maka kasus ini akan dibawa ke ranah hukum.

“Enggak tahu seperti apa, akan diproses hukum dan bukan lagi di ranah kami,” tegas Yarman.

Guide Ali Musthofa Merasa Tak Nyaman Disalahkan Netizen

Nama Ali Musthofa sempat ramai diperbincangkan warganet dan dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas peristiwa tewasnya Juliana Marins di Gunung Rinjani.

Menanggapi hal itu, Ali mengaku merasa tidak nyaman karena dinilai secara sepihak.

“Banyak yang enggak tahu kronologinya dan asal angkat bicara. Saya lihat komen-komen ada yang menyalahkan saya,” ujar Ali, dikutip dari TribunLombok.com, Sabtu (5/7/2025).

Ali menjelaskan bahwa dirinya mulai mendampingi Juliana Marins dan lima pendaki lain sejak Kamis malam, 19 Juni 2025, setelah menjemput rombongan dari penginapan.

Ia juga menegaskan telah melakukan briefing satu hari sebelum pendakian, mencakup informasi tentang rute, medan, dan teknis pendakian Gunung Rinjani.

“Semua peserta termasuk Juliana saya pastikan dalam kondisi sehat dan sudah melakukan pemeriksaan medis sebelum naik,” ungkap Ali.

Pendakian dimulai pada Jumat, 20 Juni 2025 pukul 07.00 WITA dari Resort Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Hingga keesokan harinya, perjalanan berlangsung tanpa kendala.

Namun, tragedi terjadi saat rombongan berada di kawasan Cemara Nunggal, dalam perjalanan menuju puncak Rinjani.

“Sabtu pagi kejadiannya. Saya taruh tas dan mencari dia (Juliana), lalu melihat posisi senter di tebing,” tutur Ali.

Diduga, Juliana terpeleset dan terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter. Cahaya senter milik korban menjadi petunjuk awal. Bahkan, posisi korban sempat terpantau melalui drone milik pendaki lain.

Saat itu, Juliana dilaporkan masih dalam keadaan hidup dan meminta pertolongan.

Namun sayangnya, upaya penyelamatan tak berhasil dilakukan tepat waktu. Juliana Marins dinyatakan meninggal dunia. Jenazahnya baru berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan pada Rabu malam, 25 Juni 2025.

Insiden pendakian Gunung Rinjani yang menewaskan turis asal Brasil ini kini tengah menjadi sorotan. Pihak BTNGR bersama aparat kepolisian masih melakukan pendalaman terhadap operator tur yang menaungi pendakian tersebut.

Jika terbukti ada unsur kelalaian dalam perencanaan atau pelaksanaan paket wisata oleh operator tur berinisial J, maka kasus ini akan dibawa ke jalur hukum.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul