Mengapa Pendaki Gunung Rinjani Wajib Menginap di Sembalun?

Sembalun, Gunung Rinjani, Juliana Marins, pendaki gunung rinjani, gunung rinjani, Mengapa Pendaki Gunung Rinjani Wajib Menginap di Sembalun?

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, kini mewajibkan wisatawan untuk menginap terlebih dahulu di Sembalun sebelum mendaki ke Gunung Rinjani. Aturan tersebut diterapkan sebagai bentuk pengetatan regulasi pendakian Gunung Rinjani.

Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, mengatakan kebijakan pengetatan pendakian ke Rinjani ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan terjadinya kecelakaan seperti yang dialami pendaki asal Brasil, Juliana Marins.

"Kita bicarakan ini soal tindakan keselamatan, preventif, bukan mengarah arogansi atau kepentingan pribadi (bupati). Tapi ini semata-mata kita ingin mencari keselamatan dan kenyamanan bagi wisatawan yang mendaki ke Rinjani," ujar Haerul Warisin di Mataram seperti dilansir dari Antara, Selasa (15/7/2025).

Kenapa harus menginap di Sembalun?

Haerul mengatakan bahwa selama ini banyak wisatawan yang mendaki Gunung Rinjani mengalami insiden seperti kecelakaan, sakit, terjatuh, bahkan meninggal dunia.

Maka dari itu, katanya, wisatawan perlu menginap di Sembalun untuk diberi arahan agar nantinya tidak terkejut pada saat mendaki Gunung Rinjani.

"Nah insiden inilah yang harus kita sikapi. Caranya apa, kita buatkan regulasi, salah satunya kita mewajibkan setiap wisatawan yang ingin mendaki itu untuk menginap dulu di Sembalun. Nanti aturan ini menjadi aturan baku yang kita buat dalam Peraturan Bupati (Perbup)," kata dia.

Haerul menuturkan, wisatawan yang hendak mendaki Rinjani umumnya berasal dari berbagai daerah. Setelah sampai di Sembalun, mereka langsung naik ke Gunung Rinjani tanpa istirahat terlebih dahulu, serta tidak mendapatkan pengarahan.

Sembalun, Gunung Rinjani, Juliana Marins, pendaki gunung rinjani, gunung rinjani, Mengapa Pendaki Gunung Rinjani Wajib Menginap di Sembalun?

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl, masuk kedalam Seven Summits Indonesia. Guide Juliana Marins diblacklist sementara.

"Setelah di atas (Rinjani) kaget mereka, padahal mereka ini rata-rata belum ada pengalaman pendakian, seperti halnya Juliana Marins itu," ujar Haerul.

Selain memperketat pendakian, pihaknya juga akan memberikan pembekalan atau pun pelatihan kepada setiap guide atau porter yang selama ini mengantarkan tamu mendaki Rinjani.

porter ini kita harus ingatkan, kita didik. Kalau bawa tamu (wisatawan) itu jangan langsung dikasih naik, mereka harus menginap istirahat dulu paling tidak sehari, dibekali mereka dengan pengarahan dulu. Terus selama perjalanan pendakian jangan ditinggal, harus mereka diam tunggu. Supaya apa, tidak terjadi kecelakaan (terjatuh) dan sebagainya," ujarnya.

Kebijakan pengetatan pendakian Rinjani ini, kata Haerul, diperoleh setelah dirinya mendengar dan menerima masukan dari semua pihak, termasuk dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).

Dari masukan tersebut, pihaknya mengambil sikap untuk membuat aturan atau regulasi yang diatur melalui Perbup, bahwa setiap pendaki harus istirahat terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian.

"Jadi itu, sebelum naik mereka harus beristirahat dulu, terus terima pengarahan, ditanya apakah pernah mendaki atau tidak, dicek kesehatannya apakah sehat atau tidak. Jadi aturan ini semata-mata kita lakukan untuk menjaga keselamatan mereka, karena mendaki Rinjani tidak gampang, belum cuaca yang berbeda. Jadi itu ya," kata Haerul Warisin.

Sebelumnya, seorang turis asal Brasil, Juliana Marins (26), meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (21/6/2025).

Saat itu, Juliana Marins melakukan pendakian ke Gunung Rinjani bersama enam orang rekannya dan seorang pemandu lokal. Juliana dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia oleh tim SAR gabungan. Kini, jenazah Juliana sudah dipulangkan ke Brasil.